Ajakan itu dilakukan dalam aksi peduli uang rupiah koin berlangsung di dua lokasi masing-masing di Lapangan Yos Sudarso dan pasar Jargaria Kota Dobo, kata Andi Setyo Biwado Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Maluku di Ambon, Selasa (11/9).
Menurut Andy, kegiatan ini dilakukan karena masyarakat Kota Dobo enggan bertransaksi menggunakan uang rupiah logam sehingga memicu tingginya harga barang yang disebabkan kecenderungan pedagang melakukan pembulatan harga ke atas.
"Pemerintah Kabupaten Aru dan Bank Indonesia Perwakilan Maluku berupaya melakukan sosialisasi peraturan penggunaan uang rupiah kepada masyarakat," ujarnya.
Dalam kegiatan yang diawali dengan senam pagi bersama Bupati Johan Gonga dan seluruh ASN Pemkab Aru tersebut, BI Maluku menyediakan modal uang rupiah logam sekitar Rp17 juta. Selain itu BI Maluku juga melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah untuk mencegah peredaran uang palsu.
"Kegiatan itu masyarakat Kota Dobo menyambut dengan antusiasme tinggi kedua kegiatan tersebut, hal ini terlihat dari modal uang rupiah logam yang seluruhnya ditukar oleh masyarakat," katanya.
Melalui koordinasi yang baik, lanjutnya, antara Pemerintah Daerah dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku optimis bahwa harga kebutuhan pokok dan bahan makanan di Maluku dapat terjaga stabil.
Dengan demikian, inflasi di Maluku akan tetap terjaga rendah dan stabil sampai dengan akhir tahun 2018.
Andy menambahkan, sebelum kegiatan aksi peduli koin juga telah dilakukan rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam rangka pengendalian inflasi melalui kestabilan harga barang sekaligus menggalakkan penggunaan uang rupiah logam (koin). (MP-4)