Berdasarkan pantauan di Ambon, Minggu (15/1), aksi turun ke jalan yang dilakukan ratusan warga Batumerah ini sebagai protes terhadap aparat kepolisian yang belum mengungkap siapa oknum pelaku penembakan yang menewaskan Ibnu Kusuma (16) dan melukai seorang warga lainnya pada Jumat (13/1).
Menurut Ramly, salah satu warga Desa Batumerah mengatakan, aksi ini dilakukan karena polisi belum berhasil mengungkap siapa orang tak dikenal yang telah melepaskan tembakan saat terjadi aksi lempar batu pada Jumat, (13/1) kemarin.
Insiden ini menyebabkan Ibnu Kusuma terkena peluru pada bagian punggung kiri dan tembus hingga paru-paru, sedangkan warga lainnya bernama Yamin Syukur mengalami luka di bagian telapak tangan kiri.
Aksi penutupan ruas jalan raya Jenderal Sudirman ini dimulai sekitar pukul 21.00 WIT hingga pukul 23.00 WIT dan konsentrasi massa terlihat pada dua titik, yakni di depan rumah korban Ibnu Kusuma yang tendanya masih berdiri serta di seputar kawasan Batumerah Tanjung.
Kondisi ini mengakibatkan warga dari luar kota yang hendak pulang hanya bisa terhenti di depan Pombensin Kebun Cengkih Ambon.
"Kami juga tidak bisa melewati kawasan Tantui Bawah menuju Ruko Batumerah dan Mardika sebab jalur jalan di kawasan Ongkoliong juga ditutup, jadi terpaksa menunggu selama beberapa jam," kata salah satu warga bernama Frangky Makatita.
Setelah jalur jalan raya Jenderal Sudirman dibuka, polisi lalu lintas sibuk mengatur kendaraan yang lalulalang, sementara satu platon aparat TNI dari Yonif 734 bersenjata lengkap terlihat berjaga-jaga di sekitar jembatan Mardika-Batumerah.
Sebelumnya Kapolres Pulau Ambon dan Pp Lease, AKBP Harold Huwae mengatakan, insiden bentrokan massa berujung tewasnya seorang remaja akibat terkena peluru nyasar diduga berawal dari aksi pencopetan.
"Peristiwa pencopetan telepon genggam ini terjadi di ruko pasar Batumerah, tepatnya di kawasan Ongko Liong yang dilakukan dua orang berboncengan dengan sepeda motor," kata Kapolres. (MP-3)