Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, George Mahubessy, dikonfirmasi, Minggu (15/1), mengatakan kondisi cuaca ini dipengaruhi adanya awan gelap (Cumulonimbus) yang dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang di kawasan itu.
Prakiraan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter di perairan Kepulauan Tanimbar itu, kondisi ini harus tetap diwaspadai. Kabupaten Maluku Tenggara Barat secara geografis berbatasan dengan Timor Leste dan Australia.
Ia mengisyaratkan bagi nelayan menggunakan armada tradisional jangan memaksakan diri melaut. Cuaca di tengah laut sewaktu-waktu bisa berubah terkait kecepatan angin dapat mempengaruhi tinggi gelombang cukup berbahaya bagi jenis kapal tradisional.
Imbauan dan informasi kondisi cuaca ini telah disampaikan ke berbagai instansi terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para bupati maupun wali kota," kata George.
Dia berharap bila terjadi kondisi cuaca ekstrim, agar Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.
Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan. (MP-2)