Pemkab Malra Gelar Adat Untuk Mulai Bertugas

Langgur, Malukupost.com - Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Forkopimda beserta Raja-Raja Kepulauan Kei, menggelar rangkaian prosesi adat dan budaya di Maluku Tenggara (Malra), Kamis (8/11). Bupati Malra, Thaher Hanubun usai ritual adat di Ohoi Fer mengungkapkan, prosesi adat itu sebagai wujud kemauan bertugas di Kabupaten Malra. "Maka katong bersihkan diri dengan pengakuan secara sadar atau tidak sadar pernah berbuat salah. Jadi, kami mohon ampun kepada Tuhan dan Leluhur untuk menjalankan tugas ke depan," ujarnya.
Langgur, Malukupost.com - Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Forkopimda beserta Raja-Raja Kepulauan Kei, menggelar rangkaian prosesi adat dan budaya di Maluku Tenggara (Malra), Kamis (8/11).

Bupati Malra, Thaher Hanubun usai ritual adat di Ohoi Fer mengungkapkan, prosesi adat itu sebagai wujud kemauan bertugas di Kabupaten Malra.

"Maka katong bersihkan diri dengan pengakuan secara sadar atau tidak sadar pernah berbuat salah. Jadi, kami mohon ampun kepada Tuhan dan Leluhur untuk menjalankan tugas ke depan," ujarnya.

Ia merujuk pengalaman beberapa waktu lalu, tentang tragedi yang mencoreng adat istiadat.

Oleh karena itu harus ada sebuah pengakuan dalam hukum adat Kei yakni Larvul Ngabal dalam lambang Nenditsakmas.

"Kita harus mengakui bahwa kita telah melanggar karena kasih sayang itu hilang. Sekarang saya pertahankan dan perjuangkan tanpa batas, itu adalah kembalikan kasih sayang di antara kita sesama orang Kei, bahkan orang yang datang, intinya kasih," tegas Thaher.

Disinggung alasan melibatkan seluruh perangkat OPD, Thaher menyatakan bukan hanya dirinya sebagai bupati serta wakil bupati yang memimpin dan bekerja untuk daerah ini, namun Sekda, OPD hingga ke perangkat lain, dan semua harus tahu dan kenal adat dan budaya daerah itu.

"Kita bangga punya tempat-tempat keramat serta budaya yang dianggap suci menurut adat, dan program saya ke depan, tempat-tempat adat dan budaya yang ada di Malra bukan semata sebagai tempat budaya dan adat, namun bagaimana tempat-tempat tersebut dapat mengangkat ekonomi masyarakat," ujar Thaher.

Ia juga menyatakan tempat-tempat adat dan budaya tersebut dapat dijadikan objek wisata budaya dan wisata religius.

Thaher berharap seluruh masyarakat Malra dapat kembali ke hakikat orang Kei, yakni satu keluarga yang saling baku sayang, kerjasama, sehingga tidak ada lagi perbedaan. (MP-3)

Subscribe to receive free email updates: