"Pelaksanaannya dilanjutkan hingga Desember 2018, sesuai instruksi Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kita akan memanfaatkan waktu perpanjangan ini untuk memenuhi target 95 persen keatas," katanya di Ambon, Rabu (7/11).
Menurut dia, hingga 31 Oktober 2018 capaian imunisasi MR di kota Ambon baru mencapai 71,8 persen dan belum memenuhi target yang ditetapkan.
Walaupun program vaksinasi MR telah berakhir di 31 Oktober 2018, Dinkes Ambon tetap melakukan imunisasi, agar seluruh anak usia usia 9 bulan hingga 15 tahun divaksin.
Capaian imunisasi di Ambon, sebutnya tergolong rendah, dikarenakan masih banyak orang tua yang menolak karena pemahaman kehalalan vaksin.
"Penolakan ini karena pemahaman orang tua yang takut anak divaksin MR, walaupun sosialisasi rutin dilakukan bagi orang tua, guru maupun kepala sekolah," lanjutnya.
Ia mengemukakan, Dinkes Ambon dan seluruh Puskesmas siap 100 persen untuk melakukan imunisasi bagi seluruh anak-anak di kota Ambon.
"Tetapi semua kembali ke kesadaran orang tua untuk membawa anaknya untuk diimunisasi baik di puskesmas, klinik maupun dokter praktek," ujarnya.
Ia mengakui dari lima kecamatan di kota Ambon yang belum penuhi target yakni kecamatan Sirimau serta Baguala.
Yang terbanyak ada di puskesmas Rijali, Air Besar dan puskesmas Nania, sedangkan 12 puskesmas lainnya sudah mencapai 100 persen.
"Yang membuat rendah itu tiga puskesmas dengan jumlah penduduk terbesar di kota Ambon. Kedepan kita akan terus mendorong agar program ini terus dilakukan di posyandu, karena tanggung jawab kita adalah kesehatan anak-anak," terangnya.
Wendy menambahkan, pihaknya bukan mengejar kuantitas tetapi bagaimana kualitas anak yang divaksin MR.
"Yang terpenting adalah sampai saat ini belum ada laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) serius yang diterima oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon," kata Wendy. (MP-6)