Pemprov Maluku Tawarkan Investasi Pariwisata Ke Pengusaha China

Ambon, Malukupost.com - Pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku menawarkan peluang investasi di sektor pariwisata dan perkebunan kepada para pengusaha China yang berkunjung ke Ambon. "Selain sumber daya kelautan dan perikanan, Maluku juga kaya potensi pariwisata, khusus wisata bahari yang masih alamiah dan dikelola profesional serta potensi perkebunan khususnya pala dan cengkeh," kata Gubernur Maluku, Said Assagaff saat bertatap muka delegasi pengusaha asal China yang berkunjung ke Ambon, Senin (8/10).
Ambon, Malukupost.com - Pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku menawarkan peluang investasi di sektor pariwisata dan perkebunan kepada para pengusaha China yang berkunjung ke Ambon.

"Selain sumber daya kelautan dan perikanan, Maluku juga kaya potensi pariwisata, khusus wisata bahari yang masih alamiah dan dikelola profesional serta potensi perkebunan khususnya pala dan cengkeh," kata Gubernur Maluku, Said Assagaff saat bertatap muka delegasi pengusaha asal China yang berkunjung ke Ambon, Senin (8/10).

Dia mengatakan, potensi pariwisata Maluku sangat menjanjikan, terutama wisata bahari yang menyebar hampir di 3.400 buah pulau yang ada di Maluku, di mana sebagian besar kondisinya masih alamiah dan belum dikelola secara profesional untuk kepentingan industri pariwisata.

"Pengembangan pariwisata di Maluku masih bersifat tradisional dan pengembangannya hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten dan kota. Untuk menjadi wisata andalan dan menarik perhatian wisatawan mancanegara dibutuhkan investasi dan kerjasama dengan investor dalam maupun luar negeri," katanya.

Gubernur menjamin pengembangan potensi pariwisata baik bahari wisata sejarah dan budaya di Maluku tidak kalah dengan provinsi lainnya, seperti Bali maupun Raja Ampat di Papua Barat dan di Pulau Jawa.

"Di Pulau Buru misalnya ada Danau Rana. Pulau Seram ada Pulau Osi dan Ora beach yang sudah terkenal hingga ke mancanegara. Begitu juga gugusan kepulauan Banda yang dikenal sebagai The Spice Island atau pulau rempah-rempah sejak abad ke-16," katanya.

Tidak hanya itu di Kepulauan Maluku Tenggara juga terdapat objek wisata Pasir Panjang, Pulau Bair serta pasir timbul Ngurtavur yang merupakan habitat burung pelikan asal Australia.

"Khusus Maluku Tenggara sudah ada bandara baru 'Ibra' dengan panjang 1650 meter. Kami juga sedang mengupayakan realisasi penerbangan Internasional Darwin (Australia Utara) - Ambon," katanya.

Sedangkan di sektor perkebunan, khususnya pala damn cengkeh yang merupakan komoditi tertua dan terkenal di dunia internasional sejak abad pertengahan dan memicu penjajahan di Indonesia, Gubernur menegaskan dapat dimanfaatkan para investor asal China untuk berinvestasi jangka panjang.

"Cengkeh, pala serta kelapa merupakan komoditi perkebunan tradisional unggulan Maluku di pasar dunia. Negara China dan sejumlah negara Eropa lainnya saat ini mengandalkan potensi pala dan cengkeh dari maluku untuk pengobatan herbal," katanya.

Dia juga menyatakan saat ini Pemprov Maluku melalui bantuan Kementerian Pertanian, mulai mengembangkan satu juta anakan pala dan cengkeh di kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB).

Selain itu juga sudah mulai dipasarkan air kelapa sebagai bahan dasar air mineral. Luas lahan tanaman kelapa di Maluku saat ini sebesar 114 ribu hektar dengan produksi sekitar 113 ribu ton per tahun, di samping potensi bahan baku pengolahan semen di Pulau Buru dan SBT.


"Ini juga bisa dilakukan survei karena potensinya juga cukup besar untuk kedepan bisa dikembangkan pabrik semen," ujarnya.

Gubernur Said juga memastikan pihaknya akan bertemu dengan Duta Besar Turki dan Selandia Baru bersama pengusaha asal kedua negara pada 15 November 2018, untuk membicarakan pengembangan serta investasi di sektor pertambangan dan energi terbarukan.

Dia juga berharap semakin banyak investor asing yang melirik serta tertarik berinvestasi saling menguntungkan sehingga berdampak meningkatkan perekonomian daerah ini serta meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat.

Sejumlah pengusaha asal Negeri Tirai Bambu yang berkunjung ke Maluku untuk menjajaki peluang investasi dan difasilitasi Dubes Indonesia untuk China, Jauhari Oratmangun yakni, Zheng Lie-Lie dari perusahaan Shenzhen Fountain Corporation, TBEA Xin Jiang, Chen Jie serta perwakilan PT Nusa Ina Gempita-Jakarta, Zheng Zhi Qiang.

Menurut Dubes Jauhari, para pengusaha asal Cina sudah lama ingin berinvestasi di Maluku, khususnya di sektor perikanan.

"Banyak pengusaha besar Cina menyatakan minat untuk berinvestasi di Maluku. Makanya saat ini sejumlah investor berkunjung dan bertemu langsung pemerintah Provinsi Maluku untuk mengetahui potensi SDA yang dimiliki serta peluang dan iklim investasi yang dapat dilakukan di masa mendatang," katanya. (MP-6)

Subscribe to receive free email updates: