"Dari 82 kota IHK di Indonesia pada Juli 2018 Kota Tual menduduki peringkat pertama, inflasi bulanan Kota Tual menduduki peringkat ke 18, inflasi tahun kalender Kota Tual menduduki peringkat 81, serta inflasi dari tahun ke tahun menduduki peringkat 81," kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Kamis (2/8).
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,47 persen dengan IHK 135,77, dan inflasi terendah terjadi di Kota Surabaya, Depok, dan Banjuangi masing-masing sebesar 133,37, 131,59, dan 128,51.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 1,45 persendengan IHK 127,40, dan terendah terjadi di Kota Palembang sebesar 0,m01 persen dengan IHK 131,14.
Dumangar menjelaskan, pada Juli 2018, Kota Tual inflasi sebesar 0,60 persen akibat adanya kenaikan IHK dari 153,19 pada Juni 2018 menjadi 154,11 pada Juli 2018.
"Inflasi tahun kalender Kota Tual pada Juli 2018 sebesar 0,52 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (Juli 2018 terhadap Juli 2017) sebesar -0,17 persen," ujarnya.
Inflasi Kota Tual terjadi karena adanya kenaikan IHK pada lima kelompok pengeluaran yakni pada kelompok bahan makanan sebesar 2,16 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,25 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,12 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,15 persen, dan pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,19 persen.
Sedangkan dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,06 persen, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,53 persen.
"Di bulan Juli 2018, komoditi-komoditi dalam paket komoditas IHK Kota Tual yang mengalami kenaikan harga memberikan sumbangan atau andil terhadap inflasi Kota Tual sebesar 1,6025 persen, dan komoditi-komoditi yang mengalami penurunan harga memberikan andil bagi inflasi Kota Tual sebesar -0,9998 persen," katanya.
Sedangkan komiditi yang dominan menyumbang inflasi Kota Tual adalah daun singkong, kangkung, tarif pulsa ponsel, ikan kembung dan embal gepe, dan komoditas yang dominan menyumbang deflasi adalah angkutan udara, ikan baronan, ketela rambat, sawi hijau, dan telur ayam ras. (MP-4)