"Kalau tidak keberatan, teman-teman media untuk penyampaian berita ke depannya itu harus berkomunikasi terlebih dahulu dengan operasi SAR sebelum menerbitkannya di media," kata Muslimin di Ambon, Jumat (10/8).
Ia mengingatkan seringnya terjadi kesimpangsiuran berita dan tidak jelas karena mendapat informasi dari satu orang ke orang lain yang tidak bertanggung jawab.
"Jangan sampai masuk ranah politik karena sekarang ini jamannya berpolitik. Tujuan pertemuan ini adalah program Basarnas Ambon bersinergi dengan teman-teman media dalam hal penyampaian berita namun tidak menutup kemungkinan bagi kami terbuka dan kapan pun atau dimana pun kalau ada yang bekenan mengikuti kegiatan baik pelatihan SAR maupun ada pelaksanaan operasi SAR, kami siap menerima rekan media untuk bergabung," ujarnya.
Akibat keterbatasan waktu rekan media karena tugas lain makanya Kantor Basarnas Ambon membentuk grup khusus dengan tujuan penyampaian berita tinggal share untuk melihat perkembangan operasi yang menonjol dan berhubungan dengan penyelematan SAR.
Sebab tugas Basarnas beda tipis dengan BNPB atau BPBD, jangan sampai ada komunikasi yang keliru atau terputus, sehingga disampaikan kalau tugas Basarnas itu mengevakuasi, mencari, dan menolong.
"Leading sector Basarnas itu adalah penyelamatan kecelakaan penerbangan dan pelayaran serta kondisi yang membahakan keselamatan manusia di luar daripada bencana alam," tandas Muslimin.
Bencana alam itu tugas dan wewenang BNPB dan BPBD namun intinya tujuan tugas adalah sama, yaitu menyelamatkan kondisi jiwa manusia.
Untuk penyampaian berita seandainya terjadi kecelakaan pelayaran atau misibah penerbangan, jangan sampai salah mengambil keterangan dari pihak yang ada di lapangan.
"Maka kami selaku leading sector sebagai komandi dalam hal operasi SAR kegiatan dengan musibah penerbangan dengan pelayaran, dan bencana alam apa saja pasti Basarnas kenyataannya ada di depan," ujarnya.
BNPB dan BPBD itu dibentuk dari abdi sipil negara yang dasar sertifikasinya masih di bawah standar, namun sekarang terlihat mereka sudah mulai melaksanakan pelatihan dan instrukturnya dari Basarnas.
Tetapi intinya Basarnas juga harus bersinergi dengan instansi pemerintah terkait masalah penyelamatan," kata Muslimin.
Berkaitan lagi dengan penyampaian berita, banyak kejadian yang disampaikan tidak betul memahami kronologi karena sangking semangatnya ingin cepat mengekspos tetapi belum mengetahui keseluruhan kronologi.
"Saya akan merencanakan pelatihan melibatkan teman-teman media, itu pun yag punya waktu untuk latihan SAR karena tidak menutup kemungkinan media itu juga turun ke lapangan lalu bagaimana mereka terhindar dari musibah jangan sampai bertambah korban hanya gara-gara mau meliput," kata Muslimin.
Jadi harus mengetahui tekhnik-tekhnik penyelamatan diri sendiri terlebih dahulu baru bisa menolong orang lain.
Ke depannya Kantor Basarnas Ambon juga akan berusaha meminimalisir kecelakaan di laut, terutama terhadap masyarakat d pesisir yang berprofesi sebagai nelayan. (MP-3)