Maria Nathasya Ongirwalu (16) yang akrab disapa Thasya, siswi kelas XII SMA Negeri I Kei Kecil ini dipercayakan untuk membawa bendera untuk dikibarkan pada upacara Pengibaran Bendera Merah Putih memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73, yang dipusatkan di Stadion Maren Langgur, Jumat (17/8).
“Saya rasa bangga dan terharu karena saya dapat tunaikan tugas yang diberikan sebagai pembawa Baki I (baki utama), memang ada rasa khawatir dan takut jangan sampai nanti saya lakukan kesalahan dalam laksanakan tugas namun dengan komitmen yang ada dan berbekal disiplin saat latihan maka semuanya berjalan dengan baik,” ujarnya saat dikonfirmasi di Langgur, Senin (20/8).
Thasya katakan, dirinya bersama teman-temannya sekitar tiga bulan dilatih dan dibina oleh para pelatih dan instruktur tentang disiplin berbaris, disiplin waktu dan juga tentang rasa cinta kepada merah-putih. Kedisiplinan yang diterapkan dalam setiap proses latihan, menjadikan semua anggota Paskibra dapat melaksanakan tugas yang dipercayakan.
“Dengan kerja keras kami semua maka kami dapat menunaikan tugas yang mulia ini dengan baik, keberhasilan saya dalam tugas membawa bendera ini adalah keberhasilan kami semua anggota Paskibra,” ungkapnya.
Menurut Ongirwalu, pada pelaksanaan upacara HUT RI dan saat dirinya berhadapan langsung dengan Inspektur Upacara (Irup) yakni Bupati Malra ketika menerima bendera untuk dikibarkan, putri pasangan bapak Paulinus A. Ongirwalu dan ibu Elfisina Matruti ini ungkapkan dirinya sedikit gugup ketika berhadapan dengan orang nomor satu di Malra tersebut.
“Perasaan saya waktu membawa baki dan melangkah menuju inspektur upacara (pak bupati), saya sedikit gugup ketika berhadapan dengan pak bupati, namun dengan tenang dan kepercayaan diri yang kuat saya mampu selesaikan tugas saya dengan sempurna,” ujarnya.
Menurut Ongirwalu, selaku generasi muda penerus bangsa, dirinya akan terus berjuang membesarkan nama bangsa teristimewa daerah tercinta. Untuk itu, dirinya menghimbau kepada anak muda khususnya yang masih duduk di bangku sekolah untuk terus berprestasi, tidak mudah menyerah, serta tanamkan selalu rasa cinta kepada tanah air Indonesia dan merah-putih.
“Momen 17 Agustus ini akan menjadi pengalaman berharga dalam hidup saya, dan semoga dengan momen ini pula perjuangan saya untuk meraih cita-cita sebagai seorang Polisi Wanita (Polwan) dapat terwujud,” tuturnya.
Sementara itu, Paulinus A. Ongirwalu ayah dari Thasya tidak dapat menyembunyikan rasa harunya karena anaknya dipilih dari sekian banyak teman-temannya untuk membawa Baki I pada upacara 17 Agutus tahun ini.
“Saya bangga karena anak kami dan rekan-rekannya telah menyelesaikan tugas dengan baik dan sempurna, apalagi untuk mendapatkan posisi ini memang butuh perjuangan namun dengan semangat dan kerja keras serta kedisiplinannya maka anak kami ini bisa berperan sebagai aktor utama Pembawa Baki I (baki utama) tersebut,” tuturnya.
Paulinus katakan, mereka semua anak-anak Paskibra 2017 ini adalah yang terbaik di Malra, karena seluruh Angota Paskibra ini terbagi atau terdiri dari siswa-siswi dari wilayah Kei Kecil dan Kei Besar, ini merupakan hal yang sangat-sangat baik bagi para orang tua.
“Mereka dibina dan digembleng selama tiga bulan hanya dengan satu tujuan yakni mengibarkan merah-putih di Bumi Larwul Ngabal. Dengan kekompakkan dan kebersamaan diantara mereka, maka seluruh masyarakat Malra dapat melihat mereka tampil baik dan sempurna,” tandasnya.
Dirinya berharap, agar kedepannya nanti, khusus untuk anggota Paskibra ini ketika proses training camp (seperti karantina) jangan hanya sehari, minimal itu dua bulan, karena karantina itu sangat penting bagi mereka, agar lebih maksimal baik itu dalam pengembangan karakter, disiplin maupun rasa cinta kepada sesama dan bangsa, teristimewa mereka bisa memupuk rasa persatuan dan kesatuan karena mengingat mereka ini terdiri dari berbagai sekolah di Malra
Elfisina Matruti, ibu dari Thasya memberi apresiasi kepada seluruh anggota Paskibra Malra, secara khusus atas keberhasilan puterinya yang telah terpilih sebagai pembawa bendera dalam upacara 17 Agustus kemarin.
“Selaku seorang ibu, saya sampai menangis sedih campur haru, karena dari sekian banyak pelajar perempuan di Malra ini namun putri kami yang terpilih untuk bertanggung jawab membawa bendera,” bebernya.
Elfisina mengakui, putrinya sejak di bangku SD sudah bercita-cita ingin menjadi seorang polisi wanita (Polwan). Untuk itu, selaku orangtua telah bertekad untuk mendukung sepenuhnya anak-anak kami dalam meraih cita-citanya yang ingin menjadi pelindung dan pengayom masyarakat yakni polisi.
Untuk diketahui, sebelum dikibarkannya Sang Saka Merah Putih, Thasya Ongirwalu dengan langkah yang teratur menghadap Bupati Malra selaku Irup, dan dengan langkah sempurna, ia menuruni anak tangga podium kehormatan tanpa membelakangi Pak Bupati.
Selanjutnya, dengan bergabung dalam barisan apik dan teratur, para Tim Putih yang bertugas, berhasil mengibarkan bendera merah putih dengan sempurna. (MP-15)