"Mulai tanggal 1 Agustus hingga September 2018 sudah mulai dilakukan imunisasi campak dan rubella secara serempak di Maluku, tetapi untuk daerah sangat terpencil dan terisolir bisa dimulai lebih awal," kata Kepala Dinas Kesehatan Maluku, dr. Meylke Pontoh di Ambon, Selasa (31/7).
Misalnya di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku Barat Barat, dan Maluku Tenggara Barat yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau dan sangat berjauhan sudah bisa dimulai lebih awal karena wilayahnya sulit dijangkau.
Menurut dia, tidak semua puskesmas melaksanakan program imunisasi campak dan rubella secara serempak di Maluku karena alasan kondisi wilayah yang terpencil.
Yang menjadi sasaran program imunisasi adalah anak-anak yang masih berusia sembilan bulan hingga di bawah 15 tahun.
"Kebetulan saat ini ada pertemuan workshop untuk menyusun program dalam mencapai imunisasi campak serta rubella dan soal tenaga maupun vaksin sudah disiapkan di setiap kabupaten," ujarnya.
Imunisasi campak dan rubella kepada masyarakat ini bersifat gratis dan para orang tua diharapkan bisa membujuk dan membawa anak-anak mereka untuk diberikan suntikan.
"Program ini sudah dilakukan di Pulau Jawa sejak tahun lalu dan secara bertahap akan dilakukan di seluruh Indonesia," kata Pontoh.
Bila tidak dilakukan imunisasi terhadap balita yang masih berusia sembilan bulan hingga di bawah 15 tahun maka akan membawa dampak negatif bagi anak-anak.
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dan gejalanya berupa ruam merah pada seluruh tubuh disertai demam, batuk, dan pilek dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan campak merupakan salah satu penyebab utama meninggalnya anak-anak di dunia.
Imunisasi rubella dilakukan guna memutus mata rantai penularan karena penyakit ini sering menyerang anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun. (MP-4)