Ambon, Malukupost.com - PT Pelindo IV cabang Ambon siap melayani ekspor langsung dari pelabuhan Yos Sudarso ke pelabuhan tujuan guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku, kata General Manajer PT Pelindo IV cabang Ambon Farid Padang.
"Jika izin pabean telah dikeluarkan pihak Bea Cukai, kami akan melakukan deklarasi sentralisasi ekspor langsung dari Pelabuhan Ambon," katanya dalam diskusi kelompok terarah di Ambon, Selasa (21/3).
Deklarasi pelayanan ekspor langsung direncanakan dilakukan pada triwulan kedua tahun 2017 bersamaan dengan peningkatan status pelabuhan menjadi pelabuhan konvensional.
Ia mengatakan ekspor langsung dari Maluku dilakukan sebagai upaya meningkatkan pendapatan ekonomi daerah (PAD) serta menekan angka inflasi.
Selama ini komoditas di Maluku tercatat sebagai ekspor, tetapi permohonan ekspor barang keluar dari Surabaya dan Jakarta.
"Pajak dan PAD Maluku dari ekspor diterima provinsi lain untuk komoditas perikanan dan rempah di Maluku. Sudah saatnya Pemerintah Maluku menikmati, penghasilan yang selama ini diterima di Surabaya harus ditarik balik ke Maluku," ujarnya.
Farid menjelaskan, seluruh kendala terkait sertifikasi dari Sucofindo, operator kapal, bea cukai dapat ditangani sehingga seluruhnya dapat berjalan sesuai target.
Selain Sucofindo pihak perbankan juga penting dalam proses ekspor langsung, yakni terkait pembinaan terhadap UKM di Maluku melalui program "bapak angkat" atau memberikan konsolidasi menumbuhkan jumlah eksportir.
"Tidak mudah mendatangkan operator kapal ke daerah untuk angkut ekspor komoditas, tetapi kami bersyukur kapal ini mempunyai rute melewati Australia, itu artinya rute tersebut sama dengan yang kami inginkan," katanya.
Diakuinya, selama ini ekspor langsung dari pelabuhan Ambon hanya dua kontainer dari 140 kontainer yang dikirim setiap hari. Pihaknya berharap dengan ekspor langsung dapat meningkatkan PAD Maluku.
"Setelah melakukan deklarasi kami akan melakukan evaluasi per bulan, yang dimulai dari perencanaan ekspor, intinya kapal yang datang minimum dapat mengangkut hingga 30 kontainer," tandasnya.
Dengan pemberlakuan ekspor langsung dari Ambon dipastikan Maluku akan mendapat berbagai keuntungan, misalnya 50 persen harga pengiriman barang menurun, 50 persen waktu diperpendek seperti waktu pengiriman ke Jepang dari 38 hari menjadi 18 hari.
"Yang terpenting adalah kualitas barang terjaga hingga di negara tujuan sehingga para petani dan nelayan juga akan mendapat 'multiplier effect'," katanya.
Selain itu, barang impor seperti barang elektronik dari luar negeri akan langsung masuk Maluku tanpa melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya maupun Tanjung Priok Jakarta.
"Dengan demikian harga yang ditawarkan juga lebih murah, ekspor langsung dari Maluku memberi dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Maluku," katanya. (MP-2)