Berdasarkan pantauan di lokasi transaksi terbesar di jalan Setia Budi, kelurahan Batugajah, Jumat (9/12), terlihat para pembeli menawarkan harga beli cengkih masih bertahan Rp85.000/Kg sebagaimana pekan lalu.
Sedangkan, biji pala bundar Rp66.000/Kg dan yang terlihat keriput harganya sedikit menurun yakni Rp60.000/Kg, kecuali fuli yang sedikit bergerak naik dari Rp115.000 menjadi Rp117.000/kg.
Pembeli yang sehari-hari melakukan transaksi, Ceng (45) dengan para petani yang datang untuk menjual di toko miliknya baik itu dari pulau Ambon, pulau Seram maupun pulau Buru mengatakan, harga cengkih sejak minggu lalu sampai sekarang masih bertahan.
"Belum ada perubahan harga, kami selalu membeli dengan patokan harga tergantung yang diterapkan di pasar utama Surabaya. Jadi kalau terjadi perubahan harga di Surabaya pasti di Ambon juga terpengaruh," ujarnya.
Sudah pasti kita tidak mau rugi, lanjutnya, sebab hasil pembelian di Ambon kembali dijual di Surabaya sebagai pasar utama.
"Proses ini yang dilakukan setiap kali, karena hasil pembelian di Ambon dijual lagi ke Surabaya, sekaligus sebagai pelabuhan ekspor komoditi asal Maluku ke luar negeri," kata Ceng.
Selama ini, lanjutnya, hasil pembelian komoditi ekspor Maluku berupa cengkih, biji pala bundar, fuli, maupun coklat kami selalu jual ke Surabaya, sebab di Maluku setelah dilanda konflik kemanusiaan tidak ada lagi kegiatan ekspor keluar negeri.
Dengan demikian hasil pembelian di Ambon langsung dijual lagi ke Surabaya untuk diekspor ke manca negara.
"Karena itu patokan harga beli di Kota Ambon selalu mengikuti perkembangan harga di Surabaya, karena itu harus berhati-hati saat melakukan transaksi jual beli," tandas Ceng. (MP-6)