Gubernur Said, dikonfirmasi, Sabtu (10/12), mengatakan, penghargaan itu diberikan Direktur Utama Leprid, Paulus Pangka di Jakarta pada Kamis (8/12) malam.
"Penghargaan diberikan disela - sela diskusi dengan topik Tantangan Memimpin dan Membangun Maluku Sebagai Provinsi Dengan Wilayah Laut Terluas di Indonesia yang dihadiri Mendagri, Tjahjo Kumolo," ujarnya.
Gubernur Said mengapresiasi penghargaan Leprid tersebut karena wilayah Maluku yang seluas 712.480 KM2, sekitar 92,4 persennya laut sehingga membutuhkan penanganan khusus.
"Bayangkan laut yang mendominasi wilayah Maluku dengan 1,7 juta penduduknya tersebar di 1.000 lebih pulau itu berarti perlu perhatian serius dari pemerintah pusat dengan tidak mengalokasikan anggaran sebagaimana selama ini melalui pendekatan luas daratan," katanya.
Karena itu, pemerintah pusat melalui Mendagri yang menghadiri diskusi tersebut telah dimintakan adanya perhatian khusus terhadap pemenuhan moda transportasi berupa penambahan kapal penumpang, Kapal Motor Penyeberangan (KMP) dan pesawat.
"Maluku memiliki potensi sumber daya hayati laut yang melimpah dan bernilai ekonomis seperti ikan yang mencapai 1,72 juta ton/tahun sehingga bila diperhatikan, maka mendorong investor mengelolanya sehingga memberikan kontribusi bagi PAD maupun mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat," tandas Gubernur.
Dia juga mengingatkan, pemerintah pusat melalui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010 menggagas Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN), tetapi kurang ditindaklanjuti secara serius.
"Masyarakat Maluku menunggu dan mempertanyakan kejelasannya LIN tersebut karena memang strategis dalam mendukung pengelolaan potensi sumber daya hayati laut," tegas Gubernur.
Dia menambahkan, potensi pariwisata Maluku juga membutuhkan perhatian khusus pemerintah pusat yang sebenarnya memiliki aneka pesona dengan keunggulan komparatif dibandingkan daerah lainnya. (MP-5)