"Rencana pembukaan fakultas pertambangan saat ini masih dalam pengurusan izin di Kemenristekdikti, saya telah menyurati pak menteri dan kita masih menunggu keputusan," katanya di Ambon, Kamis (24/11).
Ia mengatakan, pembukaan jurusan baru tersebut guna mengantisipasi pembangunan dan pengelolaan ladang gas abadi Blok Masela di kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), provinsi Maluku.
"Langkah ini guna mengantisipasi pembangunan dan pengelolaan Blok Masela yang telah diputuskan Presiden Joko Widodo dibangun di darat (onshore)," ujarnya.
Dijelaskannya, keputusan pembukaan jurusan pertambangan yang merupakan bagian dari Fakultas Teknik Unpatti, menindak lanjuti permintaan Presiden Jokowi agar sumber daya manusia (SDM) yang akan mengelola dan menangani pengoperasian Blok Masela, harus berasal dari Maluku.
Sebelumnya pihak Unpatti bersama Direktur Politeknik Ambon, Miegsjeglorie V Putuhena, telah bertemu Menristekdikti pada 5 April 2016 guna membicarakan berbagai persiapan dan langkah-langkah pembukaan jurusan Pertambangan tersebut.
"Meteri telah memberikan mandat kepada Unpatti dan Politeknik untuk menyetujui pembukaan jurusan Pertambangan dan penerimaan mahasiswa baru dengan minat khusus akan dilakukan pada Juli 2016, bersamaan dengan musim penerimaan mahasiswa baru, tetapi saat ini masih dalam proses perijinan, " katanya.
Disinggung terkait tenaga dosen, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah universitas ternama di tanah air diantaranya Institut Teknologi Bandung (ITB) dan beberapa universitas lainnya.
Tidak hanya tenaga dosen, tetapi kerjasama dengan universitas terkemuka di Tanah Air juga menyangkut laboratorium penelitian bagi mahasiswa dengan minat khusus di bidang pertambangan.
"Tenaga dosen akan kita pinjam sementara dari ITB dan sejumlah universitas lainnya, prinsipnya tidak ada masalah hanya masih menunggu ijin dari Dikti, kita berharap tahun depan dapat diproses," kata Martinus.
Unpatti lanjutnya juga akan mengirimkan 30 dosen Fakultas Teknik dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) untuk mengikuti pelatihan selama 1,5 bulan pada Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (STEM Akamigas) Cepu.
"Langkah pertama yang akan dilakukan setelah ijin diperoleh yakni pengurusan lima program studi di fakultas Pertambangan yang diusulkan bukan hanya untuk jenjang strata satu tetapi juga diploma empat," tandasnya. (MP-3)