Sekjen Kemenag Kukuhkan FKUB Regional Tiga Provinsi

Ambon, Malukupost.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama Prof. H. Nur Syam mengukuhkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Regional Maluku, Papua dan Papua Barat yang digelar di Ambon, Selasa (22/11). Pengukuhan yang dilakukan dalam Seminar Kerukunan Umat Beragama tersebut, diikuti oleh para anggota FKUB yang diketuai oleh Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama pada masing-masing provinsi. "FKUB adalah inovasi yang sangat baik, melalui forum regional semacam ini dan sebagai mitra koordinasi Kementerian Agama untuk membangun kebersamaan, tidak hanya internal wilayahnya masing-masing tapi juga eksternal wilayah yang tergabung di dalam forum ini," kata Sekjen Kementerian Agama Prof. H. Nur Syam.
Ambon, Malukupost.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama Prof. H. Nur Syam mengukuhkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Regional Maluku, Papua dan Papua Barat yang digelar di Ambon, Selasa (22/11).

Pengukuhan yang dilakukan dalam Seminar Kerukunan Umat Beragama tersebut, diikuti oleh para anggota FKUB yang diketuai oleh Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama pada masing-masing provinsi.

"FKUB adalah inovasi yang sangat baik, melalui forum regional semacam ini dan sebagai mitra koordinasi Kementerian Agama untuk membangun kebersamaan, tidak hanya internal wilayahnya masing-masing tapi juga eksternal wilayah yang tergabung di dalam forum ini," kata Sekjen Kementerian Agama Prof. H. Nur Syam.

Ia mengatakan membangun kerukunan umat beragama jangan hanya berada pada seputar kegiatan-kegiatan formal, seperti seminar dan dialog, tapi juga dalam berbagai program-program keseharian yang nyata, sehingga bisa menjadi bagian yang esensial dalam kehidupan bermasyarakat.

Dicontohkannya, umat berbeda agama harus bisa saling bahu-membahu dan bergotong-royong membangun tempat ibadah bagi yang lainnya, dan juga turut menjaga kelancaran berlangsungnya upacara keagamaan dari pemeluk agama yang berbeda.

"Kami menginginkan bahwa kerukunan tidak hanya kelihatan di permukaan, tapi menjadi bagian yang esensial dalam kehidupan, misalnya ada kegiatan upacara agama di tempat yang satu yang lain ikut menjaga, ada pembangunan tempat ibadah yang lain juga turut membantu," katanya.

Karena semua tradisi, kebudayaan, kearifan lokal yang dimiliki oleh daerah-daerah di Nusantara memiliki substansi yang sama, menurut Nur Syam, membangunan kerukunan uamt beragama dilakukan dengan berbasis pada hal-hal tersebut.

"Toleransi adalah persoalan yang dinamis. Kita tahu bahwa akhir-akhir ini kita sedang mengalami satu hal yang saya rasa belum menjadi bahan perhatian kita semua terkait dengan persoalan kerukunan, harmonis, toleransi dan sebagainya, tapi itu mengingatkan kita untuk kembali memperekat kerukunan, jangan sampai ada unsur-unsur luar dari persoalan politik, ekonomi dan sebagainya mempengaruhi bagi bangsa ini," katanya. (MP-4)

Subscribe to receive free email updates: