Siaran pers Penerangan Kodam XVI/Pattimura yang diterima media ini menyebutkan, Pangdam Doni dan rombongan tiba pukul 10.00 WIT dan disambut ritual pengalungan syal dan tarian anak-anak serta Paduan Suara Gabungan Negeri Aboru dan Hulaliu.
Pangdam menyatakan dirinya sangat mengapresiasi seluruh warga masyarakat Aboru dan Hulaliu, juga pihak media massa yang telah membantu upaya rekonsiliasi dan perdamaian kedua negeri tersebut.
"Saya sangat bangga karena hari ini kedua negeri mendeklarasikan perdamaian. Tugas TNI adalah menghancurkan musuh di masa perang, tapi di masa damai TNI membantu Polri dan pemerintah untuk membangun masyarakat," katanya.
Pangdam menyatakan salah satu tugas TNI adalah menciptakan rasa aman dan perdamaian bagi seluruh masyarakat, serta keseimbangan pembangunan di daerah pinggiran dan perbatasan.
Di Maluku, senjata TNI bukan SS1 atau roket, tetapi program Emas Hijau (daratan dan tumbuhan) dan Emas Biru (kelautan dan perikanan).
"Maluku adalah negeri yang kaya baik di darat atau di laut, Di darat, dari ratusan tahun yang lalu telah terkenal dengan hasil cengkih dan pala. Laut Maluku penuh dengan beribu biota yaitu limpahan ikan yang banyak," katanya.
Pangdam juga mendorong masyarakat Aboru dan Hulaliu serta Maluku secara keseluruhan untuk mengampanyekan gerakan makan ikan.
"Mari kita berikan anak-anak kita makan ikan yang banyak, sehingga mereka pintar dan mempunyai postur tubuh yang tinggi. Saya percaya 15 tahun mendatang masyarakat di sini ada yang menjadi Kapolda atau Pangdam," katanya.
Sementara itu, Gubernur Maluku Said Assagaff dalam sambutan yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, mengajak warga kedua negeri untuk terus memupuk kebersamaan dan hidup rukun dan damai satu sama lain.
"Kita harus selalu memupuk kebersamaan, karena kita manusia yang mudah jatuh dalam kesalahan. Biarlah komitmen bersama kedua negeri ini menjadi teladan dan petunjuk bahwa hidup damai itu indah," kata gubernur.
Adapun Kapolda Maluku Brigjen Pol. Ilham Salahuddin menyatakan perdamaian Aboru dan Hulaliu telah meringankan tugas kepolisian.
"Pertikaian membuat kami sibuk ke sana ke sini, tetapi hari ini karena kasih Tuhan kegiatan ini dapat terlaksana. Aman itu mahal dan lebih mahal lagi kalau tidak aman, karena menguras energi kita untuk mencari solusi bagaimana tidak aman itu menjadi aman," katanya.
"Polda Maluku sangat mengapresiasi kegiatan hari ini. Mari kita jaga bersama momen ini sehingga kita terus hdp dalam sukacita dan damai sejahtera," tambahnya.
Konflik antara Negeri Aboru dan Negeri Hulaliu sudah berlangsung sejak tahun 1968 dan telah menimbulkan kerugian bagi kedua belah pihak, sehingga deklarasi perdamaian ini diharapkan dapat membawa warga kedua negeri untuk hidup rukun dan harmonis. (MP-2)