"Dalam rangka peningkatan operasi di wilayah zona maritim timur akan diperkuat dengan operasi pesawat untuk melakukan pengintaian dari udara terhadap target operasi di laut Maluku, Maluku Utara dan Papua," kata Deputi Operasi dan Latihan Bakamla RI, Laksamana Pertama TNI AL Rahmat Eko di Ambon, Kamis (24/11).
Menurut dia, peningkatan operasi pengamanan laut akan diefektifkan mengingat wilayah zona maritim timur rawan akan tindakan pencurian ikan dan kejahatan di laut.
"Pengamatan yang dilakukan zona maritim timur rawan terjadi pencurian ikan sehingga membuat banyak kapal nelayan tanpa ijin yang beraktifitas, sehingga diperlukan operasi pengintaian melalui udara," ujarnya.
Dia mengatakan, peningkatan kegiatan operasi diharapkan dapat membawa dampak pada pemberantasan berbagai bentuk kejahatan di wilayah laut.
Tahun 2016 operasi pengamanan laut dilakukan sebanyak sembilan kali, diharapkan tahun 2017 meningkat menjadi 27 kali operasi di setiap zona, terutama di zona maritim timur Maluku.
"Peningkatan kegiatan operasi diharapkan dapat memberikan dampak efektif untuk memberantas tindak kejahatan di wilayah Maluku," ujarnya.
Sementara itu Kepala Bakamla Zona Maritim Timur, Vety Viona Salakay menyatakan, dalam rangkaian operasi Nusantara tahun 2016 pihaknya telah menangkap dua unit kapal yakni di wilayah Papua terkait pelanggaran administrasi, dan satu kapal lainnya di Maluku terkait pencurian ikan.
Di wilayah Maluku Operasi Nusantara V yang dilakukan KN Ular Laut-4805 berhasil menangkap kapal nelayan KMN Inka Mina 973 tanpa ijin yang membawa ikan di wilayah perairan Laut Seram.
"Kapal yang ditangkap di wilayah Maluku kasusnya telah dilimpahkan ke penyidik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sedangkan yang di wilayah Papua telah dilepas karena pelanggaran administrasi dan dilakukan perbaikan," katanya. (MP-2)