"Pada bulan Agustus 2018 daerah ini melakukan kegiatan ekspor senilai 0,76 juta dolar AS dan melakukan kegiatan impor senilai 79,51 juta dolar AS," kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk, di Ambon, Kamis (4/10).
Hal ini dapat diartikan bahwa neraca perdagangan Maluku mengalami defisit sekitar 78,75 juta dolar AS.
Dia mengatakan sejak tahun 2017 Maluku selalu mengalami defisit kecuali bulan April 2017.
"Defisit yang terjadi di sepanjang tahun dikarenakan tingginya impor barang dari luar negeri, di mana impor barang didominasi dari sektor migas," ujarnya.
Di sisi lain, lanjutnya, ekspor Maluku pada sektor migas belum mampu mengimbangi besarnya impor migas dari luar negeri.
Dumangar mengatakan, neraca volume perdagangan luar negeri pada Januari-Agustus 2018 juga mengalami defisit sebesar 3452,95 ribu ton. Hal ini disebabkan besarnya volume impor Maluku (506,50 ribu ton) dibandingkan ekspor sebesar 53,56 ribu ton.
Dia menambahkan, realisasi ekspor Maluku pada Agustus 2018 mencapai 0,76 juta dolar AS, atau turun 6,72 persen dibanding dengan bulan Juli 2018 yang mencapai 0,82 juta dolar AS.
"Ekspor Maluku pada bulan Agustus berasal dari sektor nonmigas dengan negara tujuan Hongkong, Jepang, Amerika Serikat, di mana ekspor terbesar menuju Hongkong senilai 0,35 juta dolar AS," ujarnya Sedangkan kegiatan impor Maluku selama Agustus 2018 mencapai 79,51 juta dolar AS, atau meningkat sekitar 92,79 persen dibanding impor bulan Juli 2018 sebesar 41,24 juta dolar AS.
"Secara komulatif, nilai impor Maluku selama periode Januari-Agustus 2018 mencapai 374,89 juta dolar AS, atau meningkat 31,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017, di mana negara impor selain Singapura juga dari Malaysia, dan Republik Jerman," ujarnya. (MP-2)