"Harga cengkeh masih bertahan, mudah-mudahan terus bertahan mengingat beberapa daerah di Maluku pada umumnya sedang memasuki masa panen," kata Inang, seorang pembeli di kawasan pertokoan pasar Mardika, Rabu (10/10).
Memang patokan harga di Ambon selalu sesuai dengan hasil pantauan di pasar utama Surabaya. Kalau di Surabaya terjadi perubahan harga sudah pasti di Ambon ikut berubah.
"Jadi patokan harga selalu mengikuti perkembangan harga Surabaya, sebab hasil pembelian berbagai jenis hasil perkebunan asal Maluku di Ambon dijual lagi ke Surabaya," ujarnya.
Inang mengatakan, harga cengkih ini sudah bertahan sejak dua minggu lalu, kecuali harga kopra yang selalu saja terjadi fluktuasi.
"Kalau harga kopra ini dalam satu bulan belakangan ini sudah tiga kali terjadi perubahan harga, mulai dari Rp4.500, naik menjadi Rp4.800, kemudian naik lagi Rp5.000, turun lagi menjadi Rp45.000, dan sekarang ini Rp4.800/Kg.
Evi, pembeli yang menempati kawasan Rijolly, Kelurahan Batu Gajah saat ditemui mengakui kalau perkembangan harga semua hasil perkebunan Maluku selalu saja mengikuti perkembangan harga di Surabaya.
"Selama ini hasil pembelian di Ambon maupun Maluku pada umumnya dijual lagi ke Surabaya sebagai pasar utama," ujarnya.
Jadi kalau terjadi perubahan harga di Surabaya sudah pasti di Ambon juga akan berubah, entah naik atau turun.
Menurutnya, biasanya yang selalu terjadi fluktuasi harga yakni kopra dan juga cengkeh, kalau sekarang harga cengkeh Rp86.000/Kg, biji pala Rp57.000/Kg, fulu (pembungkus biji pala) Rp145.000/Kg, coklat Rp24.000/Kg, dan kopra Rp4.800/Kg. (MP-2)