"Pada bulan Juli 2018 daerah ini melakukan kegiatan ekspor senilai 0,82 juta dolar AS dan melakukan kegiatan impor senilai 41,24 juta dolar AS," kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Kamis (5/9).
Hal ini dapat diartikan bahwa neraca perdagangan luar negeri Maluku mengalami defisit sekitar 40,42 juta dolar AS.
Dia mengatakan, sejak tahun 2017 Maluku selalu mengalami defisit kecuali bulan April 2017.
"Defisit yang terjadi disepanjang tahun dikarenakan tingginya impor barang dari luar negeri, dimana impor barang didominasi dari sektor migas," ujarnya.
Di sisi lain, lanjutnya, ekspor Maluku pada sektor migas belum mampu mengimbangi besarnya impor migas dari luar negeri.
"Tercatat impor migas Maluku selama Januari sampai dengan Desember 2017 hanya sebesar 44,15 juta dolar AS dan pada tahun 2018 pada bulan Juni , Maluku melakukan ekspor migas sedangkan impor migas dari luar negeri mencapai 272,97 juta dolar AS, ditambah dengan impor non migas sebesar 22,41 juta dolar AS pada Januari-Juli 2018.
Dumangar mengatakan, neraca volume perdagangan luar negeri pada Januari-Juli 2018 juga mengalami defisit sebesar 358,19 ribu ton. Hal ini disebabkan besarnya volume impor Maluku (411,65 ribu ton) dibandingkan ekspor sebesar 53,47 ribu ton.
Dia menambahkan, Realisasi ekspor Maluku pada Juli 2018 mencapai 0,82 juta dolar AS, terjadi penurunan sekitar 96,57 persen dibanding ekspor pada Juni 2018.
Secara komulatif, nilai ekspor Maluku Januari-Juli 2018 sebesar 27,00 juta dolar AS atau mengalami peningkatan sebesar 45,93 persen dibanding periode yang sama tahun 2017.
Sedangkan kegiatan impor Maluku selama Juli 2018 mencapai 41,24 juta dolar AS atau turun 4,26 persen jika dibandingkan dengan dengan nilai impor Maluku pada Juni 2018 yang mencapai 43,08 juta dolar AS.
"Secara kumulatif nilai impor Maluku bulan Januari- Juli 2018 mencapai 295,38 juta dolar AS atau meningkat 15,59 persen, dibanding periode yang sama tahun 2017," ujarnya. (MP-2)