Acting Senior Manager INPEX Masela Ltd. Mohammad Berli menyatakan pelatihan bahasa Inggris yang dilakukan INPEX telah dimulai sejak tahun 2011 itu bertujuan membantu pemerintah daerah dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris untuk sejumlah kalangan antara lain guru, siswa, mahasiswa hingga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkab MTB melalui pengembangan metodologi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
“Sejak tahun 2013 lebih dari 900 siswa di MTB ikut serta dalam proses seleksi. Program ini telah berhasil mendirikan kelompok berbahasa Inggris yakni Saumlaki English Club (SEC) yang melibatkan 72 siswa - siswi SD setempat, 40 orang Siswa dan siswi SMP, 75 orang siswa - siswi SMA serta 50 orang mahasiswa di Saumlaki 20 orang PNS dan umum,” katanya.
“INPEX juga berhasil mendirikan Tanimbar English Competency Club (TECC) dimana pesertanya terdiri dari 16 orang guru bahasa Inggris, 10 orang dari Perguruan tinggi lokal dan 16 siswa/siswi SMA kelas 3. Berhasil memperkenalkan serta membiasakan pembelajaran inovatif melalui metode outdoor learning melalui internet di tempat-tempat perpustakaan. Telah ada 70 siswa terdaftar sebagai anggota joined as e-clubbers,”katanya lagi.
Menurut Berli, untuk program di tahun 2018 INPEX memfokuskan kepada para pengajar guru tingkat SD serta calon tenaga pengajar bahasa Inggris, yang saat ini sedang menempuh tingkat akhir Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Saumlaki, milik Yayasan Pendidikan Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki.
“Total peserta pelatihan untuk tahun ini adalah 20 orang, yang berasal dari 10 orang guru (PNS) SD di Tanimbar dan 10 orang mahasiswa jurusan bahasa Inggris STKIPS, dimana lembaga bahasa LIA dipercaya sebagai partner untuk implementasi program social investment di bidang pendidikan khususnya pengembangan keterampilan berbahasa Inggris,” ujarnya.
Diungkapkan Berli, pemilihan program tersebut didasarkan pada kenyataan yakni tidak semua siswa SD di kabupaten MTB mendapatkan “kemewahan” pengajaran bahasa Inggris dari pendidik yang berkualitas. Bahkan, mata pelajaran bahasa Inggris di MTB, khususnya di tingkat sekolah dasar masih merupakan mata pelajaran opsional sehingga tenaga pengajar khusus Bahasa Inggris praktis sangat kurang.
“Tantangan yang mereka hadapi di masa depan adalah kompetisi di jenjang pendidikan berikutnya yakni melawan siswa-siswa dari sekolah yang lebih “beruntung”, dan kompetisi untuk merubah masa depan mereka,” ujarnya.
Dijelaskan Berli, ada dua target yang diharapkan dapat tercapai melalui program ini yakni pelatihan bagi guru bahasa Inggris di jenjang SD untuk meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Inggris, diharapkan secara langsung atau tidak langsung membantu proses sertifikasi tenaga pendidik. Selain itu, pelatihan bagi mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Inggris STKIPS Lelemuku untuk membekali metode pengajaran bahasa Inggris sebagai bekal untuk bekerja atau membuka lembaga pendidikan non formal, diharapkan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan prosentase lembaga pendidikan nonformal aktif.
“Tahun ini adalah tahun kedua kerjasama Lembaga Bahasa LIA dengan INPEX MASELA Ltd. untuk program social investment di bidang pendidikan khususnya pengembangan keterampilan berbahasa Inggris. Pada tahun 2016-2017 INPEX telah mengadakan pelatihan bahasa Inggris untuk setidaknya 150 peserta dari latar belakang beragam yaitu siswa SD sampai perguruan tinggi dan pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah Maluku Tenggara Barat,” ungkapnya.
Berli katakan, program tersebut telah melahirkan local champion diantaranya adalah peserta yang berhasil mendapatkan beasiswa Community College Initiatives (CCI) Fullbright di Amerika Serikat setelah mengikuti pelatihan ini. Selain itu minat belajar bahasa Inggris siswa meningkat setelah mengetahui bahwa bahasa Inggris dapat diajarkan dengan menarik dan menyenangkan.
“Bertolak dari keberhasilan program tahun sebelumnya, INPEX kembali menggandeng Lembaga Bahasa LIA yang diwakili oleh LB LIA Ngagel Surabaya untuk melaksanakan program lanjutan dibidang pendidikan bahasa Inggris,” tandasnya.
Berli menambahkan, berdasarkan evaluasi program sebelumnya dan need analysis yang dilakukan, maka diputuskan bahwa program tahun ini menyasar pada peningkatan mutu guru yang mengajar muatan lokal bahasa Inggris di sekolah dasar dan calon guru bahasa Inggris. Program ini bertajuk English for Community Empowerment dan bertujuan memberdayakan guru dengan membekali mereka pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat mengajar bahasa Inggris dengan efektif dan menyenangkan di sekolah dasar.
“Kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi dan dukungan semua pihak, terutama Pemda MTB dan Yayasan Perguruann Tinggi Rumpun Lelemuku Saumlaki. Hendaknya apa yang telah dipelajari dalam pelatihan tersebut dapat menjadi bekal untuk membantu anak-anak di Tanimbar agar dapat melihat dunia melalui bahasa Inggris,”imbuhnya.
Berli juga memberikan apresiasi yang besar kepada partner program pelatihan bahasa inggris, LIA yang secara continue terus menerus memberikan yang terbaik untuk mengubah paradigma berpikir terkait proses belajar mengajar berbahasa Inggris.
Sekedar diketahui, Untuk program kali ini INPEX cukup mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah melalui penyediaan venue pelatihan dan seleksi peserta oleh Dinas Pendidikan setempat. Peserta program ini terdiri dari guru sekolah dasar yang direkomendasikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten MTB dan calon-calon guru dari STKIP Saumlaki.
Program ini terdiri dari sesi workshop yang berlangsung selama 54 jam dan dilaksanakan di pendopo rumah dinas bupati Maluku Tenggara Barat dan gedung STKIP Saumlaki dan sesi praktek mengajar yang dilaksanakan di 6 sekolah yang berbeda di Sifnana, Olilit, Lauran, Saumlaki, Bomaki, dan Lermatang kecamatan Tanimbar Selatan.
Selama program berlangsung banyak hal yang dipelajari oleh peserta pelatihan diantaranya adalah teori pembelajaran bahasa untuk anak-anak, keterampilan berbahasa, teknik-teknik mengajar untuk semua skill (Listening, Speaking, Reading, Writing), manajemen kelas, perencanaan pembelajaran, keterampilan abad 21 (kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan berpikir kritis) dan praktek mengajar di sekolah dasar.
"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada INPEX atas program-program investasi sosial yang dilakukan. Saya bisa katakan apa yg dilakukan INPEX ini cukup amazing dikarenakan guru-guru dari peserta ini bukan dari guru bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan bahasa Inggris sebenarnya tidak masuk kurikulum dasar di Tanimbar," kata Asisten III Setda MTB, dr. Edwin Tomasoa, di kesempatan itu.
Untuk itu hendaknya para guru terpilih ini harus dapat melanjutkan apa yang sudah dipelajari dan secara konsisten mempraktekan kepada para murid, tidak hanya di SD unggulan tapi terlebih ke SD yang sangat membutuhkan.
Edwin berharap, kedepan INPEX dapat terus melanjutkan program-program pemberdayaan masyarakat yang inovatif dalam membantu Pemerintah Kabupaten, dikarenakan keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemda MTB. Sinergitas ini dimaksudkan untuk saling melengkapi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Tanimbar. (MP-14)