"Cukup menggembirakan para petani sebab ada beberapa daerah di Maluku sekarang ini memasuki masa panen," kata Inang seorang pengumpul di Ambon, Rabu (26/9).
Kalau kopra masih bertahan dengan harga Rp4.800/kg, lanjutnya, bahkan beberapa petani belum mau membuat kopra, mereka lebih memilih untuk menjual kelapa langsung ke pasar.
Inang mengatakan, cengkeh hasil pembelian yang dilakukan di Pulau Buru maupun Pulau Seram dijual lagi kepada para pembeli di Kota Ambon terutama pembeli yang menempati toko Rimba di kawasan pertokoan pasar Mardika.
"Patokan harga cengkih di toko Rimba saya kira sama saja dengan pembeli-pembeli lain yang ada di Kota Ambon, sebab hasil pembelian di Ambon mereka jual lagi ke Surabaya yang selama ini dijadikan pasar utama komoditi ekspor hasil perkebunan Maluku," ujarnya.
Kalau sampai terjadi perubahan harga di Surabaya, lanjutnya, sudah pasti di Ambon juga berpengaruh.
Menurutnya, selama ini hasil perkebunan yang selalu mengalami fluktuasi harga, yakni cengkih, dan kopra.
Hasil perkebunan lain yang harganya sekarang sangat mahal yakni fuli (pembungkus biji pala) yang kini dipatok Rp155.000/kg.
"Harga ini sudah bertahan sejak awal September yang naik dari Rp135.000/kg sampai sekarang Rp155.000/kg," ujarnya.
Sedangkan biji pala bundar Rp65.000/kg, sedangkan yang sedikit keriput harganya di Rp60.000/kg, dan coklat Rp28.000/kg. (MP-4)