Ke-47 komunitas musik dari berbagai jenis musik itu turut meriahkan karnaval musik yang digelar di sejumlah ruas jalan di Kota Ambon.
Komunitas dan penguyuban menampilkan lagu daerah dan religius dengan sejumlah alat musik, seperti tifa, totobuang, gamelan, gendang, terompet, suling bambu maupun musik hawaian dengan mengelilingi Kota Ambon sebagai upaya mewujudkan Ambon Kota Musik Dunia.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan karnaval musik merupakan upaya mewujudkan Ambon sebagai Kota Musik Dunia.
Karnaval musik yang pertama kali digelar di Ambon itu melibatkan seluruh unsur, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dengan berbagai latar belakang musik yang turun ke jalan.
"Hari ini kita buktikan bahwa musisi Kota Ambon, baik kalangan komunitas agama maupun segmen umum miliki bakat musik yang luar biasa, dan Ambon layak menjadi Kota Musik Dunia," katanya.
Kegiatan ini, kata Wali Kota Richard, akan dilaksanakan setiap tahun menjelang HUT kota dengan konsep dan kualitas yang berbeda setiap tahun.
"Obsesi kita kedepan kegiatan ini bukan hanya diikuti komunitas musik yang ada di Ambon, tetapi daerah lain juga akan diundang untuk tampil dalam karnaval musik di Ambon," ujarnya.
Ia mengakui, apresiasi yang tinggi disampaikan kepada seluruh peserta karnaval, baik sanggar seni maupun paguyuban karena kegiatan ini merupakan inisiatif peserta.
Peserta yang terlibat tanpa dibayar hanya difasilitasi kendaraan. Hal ini merupakan bukti kecintaan masyarakat, terutama komunitas musik, pada kota ini.
"Seluruh bentuk kegiatan yang dilakukan harus diarahkan untuk menjawab obsesi kita menjadi kota musik, kita akan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ini sehingga tahun mendatang mendapat dukungan yang lebih besar," katanya. (MP-5)