KM Bandar Nelayan Evakuasi Korban Tenggelam Di Laut Arafura

Ambon, Malukupost.com - KM. Bandar Nelayan saat ini telah mengevakuasi 30 awak KM. Cahaya Rejeki 88 asal Bali yang tenggelam di perairan laut Arafura pada 2 Agustus 2018. "Berdasarkan laporan yang kami terima, KM. Bandar Nelayan mengangkut seluruh awak kapal naas tersebut, namun seorang ABK atas nama Wellem Wila sempat diduga meninggal dunia," kata Kepala Kantor Badan SAR Nasional Ambon, Muslimin di Ambon, Senin (13/8).
Ambon, Malukupost.com - KM. Bandar Nelayan saat ini telah mengevakuasi 30 awak KM. Cahaya Rejeki 88 asal Bali yang tenggelam di perairan laut Arafura pada 2 Agustus 2018.

"Berdasarkan laporan yang kami terima, KM. Bandar Nelayan mengangkut seluruh awak kapal naas tersebut, namun seorang ABK atas nama Wellem Wila sempat diduga meninggal dunia," kata Kepala Kantor Badan SAR Nasional Ambon, Muslimin di Ambon, Senin (13/8).

Menurut dia, KM. Bandar Nelayan yang juga merupakan armada penangkap ikan tersebut sedang dalam pelayaran dari laut Arafura menuju Dobo, ibu kota kabupaten Kepulauan Aru.

KM. Cahaya Rejeki 88 yang dinakhodai Hendra dan Pendi B. Dolah selaku kepala kamar mesin yang ditemukan selamat itu mengalami musibah di lokasi atau koordinat 7 derajat 42'54.00" S dan 133 derajat 9'3.96"E.

BK lain yang ditemukan selamat adalah Charles Efendy, Hasan Maulana, Marselino Gusmao, Rojario Saores, Luis da Costa, Robin Simbolon, Edy Salim, Budi Darma, Glen Sialung, dan Lukman (kelasi).

Kemudian Adam Ruhyat, Firman Nafian, Leonel Soares Quintao, Wellem Wila yang diduga meninggal dunia, Sandi, Moch. Arif Billah, Moch Amirul Mukmin, Kurniadi, Ristiawan, Nurjali, Iwan J. Aritonang, Suwarso, Syawki, Andrianto Ismail, Hendri, Bagus Wamamaulana, Heryanto, dan Rody Iskandar yang juga berstatus sebagai kelasi.

Dikatakan, KM Cahaya Rejeki 88 bertolak dari dermaga Barat Bali menuju lokasi penangkapan ikan di laut Arafura sejak 29 Juni 2018 dan mengalami musibah tenggelam akibat badai disertai angin kecang dan gelombang tinggi pada 2 Agustus 2018.

Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Adolf Bormasa yang dikonfirmasi secara terpisah membenarkan adanya musibah kecelakaan laut terhadap sebuah kapal pencari ikan asal Bali.

"Lokasi penangkapan ikannya berada di laut Arafura yang secara geografis berdekatan dengan Australia, sementara jarak dari Dobo ke lokasi tersebut sangat jauh, sekitar dua hari pelayaran, tetapi kondisi di laut saat ini sangat tidak bersahabat," jelas Kapolres.

Jadi semua orang berfikir lokasi tenggelamnya kapal ikan tersebut di Dobo, padahal posisinya sangat jauh dari Kepulauan Aru. (MP-5)

Subscribe to receive free email updates: