Fis Duo di dalam konser "Pulang" di Kafe D'Lekker Ambon (foto debra soplantila) |
Memilih panggung Kafe D’Lekker, di Tanah Tinggi, dengan latar bata merah, inilah Fis Duo dalam komposisi band. Semula Fis Duo adalah Ferdy an Chrisema. Belakangan, Fis Duo tampil dalam komposisi band. Musisi-musisi belia yang merantau ke Tanah Jawa ini sengaja pulang kampung, dituntun dendam rindu pada tanah ibu. Mereka menggelar konser bertajuk “Pulang”. Sebuah showcase dengan konsep akustikan yang berani.
“Kami pulang karena kami mau melawan ombak,” demikian sebaris kata-kata pada akun facebook Ferdy Fis.
Harmoni vokal Ferdy dan Chrisema yang pandai memainkan dinamika, mendapat dukungan tifa yang meledak-ledak oleh Zifyon, juga gesekan gitar hawaiian melalui jemari Rico, membuat lagu-lagu Fis Duo mengalir bagai arus bertingkat-tingkat.
Ada tiga lagu yang dibawakan secara meriah, yakni “Toma”, disusul “Rindu dan Rumah”, dan “Merawat Dendam”. Para muda bertahan mendengar nada-nada campuran pop alternatif.
Fis Duo tidak lupa mempresentasi puisi “Mencintaimu Dari Jauh” dari Antologi Puisi “Tempat Paling Liar Di Muka Bumi”, karya Weslly Johannes dan Theoresia Rumthe. Ferdy menuntun dengar iringan gitar, sedangkan Chrisema sebagai vokalis melantunkan puisi itu dalam melodi nan romantis.
“Kami berterima kasih untuk Kak Weslly dan Kak Theo, sebab puisi inilah yang pertama kali kami tampil dalam musikalisasi puisi. Karya inilah yang membuat kami dari tidak ada menjadi ada. Kami tidak bisa lupa,” Kata Ferdy di atas panggung.
Fis Dua menutup malam dengan “Hikayat Dayung dan Arumbae” nan megah. Komposisi yang sudah akrab di telinga, membuat banyak penonton ikut bernyanyi dan goyang badan.
Konser “Pulang” Fis Duo mendapat apresiasi banyak seniman muda dari komunitas-komunitas kreatif di Ambon. Acara yang dipandu Andre Fakaubun itu lebih dulu menghadirkan penampilan Zul Karepesina dalam pembuka konser.
Zul Karepesina menyuguhkan tiga lagu berturut-turut. Dua lagu adalah gubahannya sendiri yakni “Serasa”, dan “Peran Bukan Tuhan”. Satu lagu lain adalah lagu rakyat Hatuhaha bertajuk “Eta Puti Malalokon”. Meskipun tampil solo dengan gitar, Zul mampu menciptakan atmosfir musik nan puitik, sama seperti sajian utama Fis Duo. (Rudi Fofid/Maluku Post)