“Sebagai tokoh pemuda Olilit, saya sama sekali tidak mendukung aksi demo tadi. Demo tersebut tidak mewakili masyarakat Olilit karena itu hanya dilakukan oleh sekelompok warga Olilit yang notabene adalah sebagian anak soa Fanumby dan mereka tidak bisa berdemonstrasi mengatasnamakan masyarakat Olilit,” ungkapnya di Saumlaki, Jumat (3/8).
Dijelaskan Futwembun, penyampaian aspirasi mengatasnamakan seluruh masyarakat desa Olilit hanya bisa dilakukan oleh Pemerintah Desa Olilit atau Badan Permusyawaratan Desa Olilit. Dengan demikian para demonstran harus bertanggungjawab kepada masyarakat desa karena mereka telah mengatasnamakan masyarakat Olilit dalam penyampaian tuntutan kepada Pemerintah Daerah dan DPRD MTB.
“Menurut mereka itu hal baik, tetapi bagi kami itu hal yang nantinya berimbas negatif terhadap pembangunan di desa. Hampir 10 tahun, kami masyarakat Olilit tidak memiliki kepala desa definitif sehingga proses pembangunan tidak merata di desa kami,” ujarnya.
Futwembun yang juga Wakil Ketua DPD KNPI MTB ini mengklaim jika 85% masyarakat Olilit tidak menyetujui aksi demo dari FPD, termasuk bakal melawan para pihak yang sengaja mengganjal proses Pilkades Olilit yang saat ini sedang dalam tahapan menanti proses seleksi oleh Pemkab MTB.
“Aksi demo tadi itu hanya kepentingan segelintir orang yang punya kepentingan politik jelang Pemilihan Legislatif 2019 mendatang,” tandasnya.
Futwembun berharap, tidak akan ada lagi demonstrasi susulan dari pihak tertentu yang mengatasnamakan aspirasi seluruh warga desa Olilit, sehingga proses Pilkades di desa itu berjalan lancar dan secepatnya menghasilkan pemimpin desa yang definitif. (MP-14)