Berdasarkan pemantauan, Senin (30/7), para pedagang umumnya terlihat duduk-duduk saja di dekat etalase berisi barang emas yang mereka ingin jual.
"Belum ramai abang. Masih seperti biasa saja, sepi. Apalagi sudah tidak ada momen-momen hari raya dan masyarakat khususnya para pelajar yang mulai siap untuk masuk perguruan tinggi pasti memerlukan biaya yang besar, jadi untuk pembelian emas masih sepi," kata Irvan, pedagang emas yang bermukim di kawasan Wara, Desa Batu merah.
Begitu juga yang datang untuk menjual tidak begitu banyak, paling tidak dua atau tiga gram saja, dan itu pun dalam satu minggu yang berhasil dibeli empat gram saja.
"Jadi masih sepi Abang, kecuali teman-teman yang melakukan perbaikan. Kalau mereka solder itu satu titik emas yang rusak harganya Rp20.000/titik yang rusak, dan itu tiap hari ada saja warga yang datang untuk perbaikan," katanya.
"Jadi ada teman-teman yang selama ini menjual dan membeli emas juga sudah mulai menyiapkan alat solder," katanya.
Menurut Irfan, kalau ada kerusakan yang berlebihan, maka harus sepakat dulu sebelum dilakukan solder. Kalau rusaknya banyak harus ada penambahan emas. Itu berarti bayarannya bervariasi Rp25.000 hingga Rp30.000 /titik.
Harga emas di toko-toko perhiasan di Kota Ambon sekarang ini Rp600.000/gram, jadi harus diperhitungkan baik-baik karena itu emas yang dibelinya dari masyarakat juga tergantung dari tingkat kerusakan.
"Kalau emas yang mau dibeli dari warga banyak yang putus atau emasnya sudah lama berarti harga belinya Rp430.000 hingga Rp450.000/gram. Kemudian setelah di perbaiki dan dicuci dan dijual lagi kepada warga dengan harga Rp530.000/gram. (MP-4)