Kepala OJK Maluku, Bambang Hermanto di Ambon, Selasa (3/10), mengatakan, melalui kebijakan pemerintah terkait KUR tersebut dengan sendirinya akan mampu mendorong pengembangan usaha mikro dan kecil. Selain itu, pihaknya juga sudah bekerja sama dengan beberapa Bank pelaksana untuk mendukung program tersebut agar bisa lebih efektif.
"Ada beberapa Bank yang bekerja sama dengan kami dalam program ini seperti BRI, BNI, Bank Mandiri dan Bank Artha Graha," ungkapnya.
Menurut Bambang, berdasarkan hasil data yang dihimpun dari beberapa Bank-Bank Pelaksana KUR, jumlah debitur KUR pada posisi bulan Agustus 2017 meningkat dibandingkan di tahun 2016.
"Tahun 2016 kemarin tercatat sebanyak 23.817 debitur dengan nominal baki debet penyaluran KUR posisi Desember 2016 sebesar Rp364,43 miliar meningkat 11,88% atau sebesar Rp43,30 miliar," ujarnya.
Bambang katakan, pertumbuhan KUR yang cukup signifikan tersebut diimbangi dengan kualitas kredit yang terjaga cukup baik dengan rasio Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,30%.
"Pertumbuhan tersebut didominasi oleh jenis KUR Mikro-kredit Modal Kerja sebesar Rp200,13 miliar dan KUR Ritel-KMK sebesar Rp108,40 miliar," tandasnya.
Bambang menambahkan, untuk porsi penyaluran terbesar berdasarkan jenis KUR berada pada KUR Mikro yakni sebesar Rp.279,69 miliar atau 68,60% dari total penyaluran KUR.
“KUR ini diberikan dengan plafon maksimal Rp25 Juta, sedangkan KUR Ritel diberikan dengan plafon Rp25 Juta hingga Rp500 Juta. Pencapaian tersebut diharapkan dapat terus berlanjut guna pengembangan ekonomi di Provinsi Maluku," pungkasnya. (MP-9)