Usai membuka acara adat warisan budaya para leluhur dengan nuansa keagamaan yang kental ini, di Negeri Mamala, Gubernur Maluku Said Assagaff meminta semua masyarakat di daerah ini, untuk ikut mempromosikannya.
"Dalam kondisi gencarnya arus modernisasi, namun adat atau tradisi Pukul Manyapu kebanggaan kita ini tetap dipelihara dengan baik. Teman-teman wartawan mestinya bisa ikut membantu lebih mempromosikannya, agar menjadi tujuan tetap kunjungan turis," imbau Gubernur.
Selain lewat media mainstream (arus utama) yang ada, Gubernur juga mengajak para wartawan serta pemerhati pariwisata dan budaya di daerah ini, ikut mempromosikan event yang digelar setiap tujuh hari setelah Lebaran Idul Fitri tersebut, juga melalui media sosial.
"Kalian bantu daerah ini lah. Biar banyak yang datang berwisata ke sini. Apalagi adat Pukul Manyapu ini unik, dan tidak ada di daerah lain," pinta Gubernur kepada awak media yang meliput acara tersebut.
Sebelumnya, saat membuka acara yang berlangsung di pelataran Masjid Al-Muhibbin, Gubernur juga meminta, para jurnalis atau wartawan media cetak dan elektronik, untuk memberitakan kepada dunia, bahwa Maluku, khususnya Negeri Mamala dan Negeri Morella saat ini bukan lagi daerah konflik.
"Negeri-negeri ini, telah bertransformasi menjadi daerah yang sangat aman. Tempat bersemayam nilai-nilai Kasih sayang Hidop Orang Basudara," ujarnya.
Karena itu, bantuan untuk promosi event ini secara nasional maupun internasional, dinilainya sangat penting. Sebab dampaknya tidak hanya mendatangkan devisa bagi daerah, namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Negeri Mamala dan Morella.
Adat Pukul Manyapu sendiri, menurut Gubernur, merupakan perwujudan dan pertanda bahwa agama dan adat tetap dihormati dan dihargai.
"Agama dan adat memiliki nilai-nilai yang luhur dan universal, sambil tetap melakukan transformasi yang tepat. Seperti ada ungkapan 'Adat Bersendikan Syara. Syara Bersendikan Kitabullah," ungkap Gubernur.
Maluku sebagai negeri Al-Mulukh atau negeri raja-raja, disebut Gubernur menyimpan kekayaan adat budaya yang melimpah.
Adat dan budaya itu, menurutnya, patut dirawat dan dilestarikan sebagai pusaka hidup dari generasi ke generasi. Negeri Mamala dan negeri-negeri di Jazirah Leihitu, memiliki tradisi dan adat yang patut diapresiasi oleh kita semua.
Gubernur menilai, bertahannya tradisi adat Pukul Manyapu di tengah gempuran arus modernisasi, pertanda Pemerintah Negeri Mamala maupun Negeri Morella dan masyarakat adat yang ada, memiliki ketahanan dan kekompakan dalam menjaga serta merawat praktek-praktek adat tersebut.
"Karena itu, saya minta kepada Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, untuk memperhatikan eksistensi acara ini dengan serius. Termasuk memberikan dukungan berbagai hal yang diperlukan, agar acara ini tetap berjalan dengan baik," tandas Gubernur.
Bahkan jika ada kebutuhan yang berkaitan dengan acara ini, Gubernur harap agar segera direspon dengan cepat oleh Dinas Pariwisata Provinsi Maluku.
"Kenapa saya katakan demikian? Sebab Pemerintah Provinsi Maluku terus berupaya menjadikan industri pariwisata, sebagai salah satu sektor andalan. Dan wisata adat budaya merupakan salah satu produk yang unik di Maluku," ungkap Gubernur.
Menurutnya, berbagai potensi wisata yang ada di Maluku, akan terus dikembangkan, sehingga Maluku menjadi destinasi wisata yang diidam-idamkan oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.(*)