"Kami biasanya berjualan sejak pukul 05.30 WIT hingga 09.30 WIT, daging sudah habis terjual. Namun, saat ini hingga pukul 11.00 WIT, daging sapi masih banyak," kata pedagang sapi di kawasan Arumbay, pasar Mardika, Hamid, Minggu (18/6).
Pada hal harga daging sapi masih tetap bertahan yakni Rp100.000/Kg, babat Rp20.000/Kg dan tetelan Rp25.000/Kg.
Dia mengatakan, sangat terasa sekali ada penurunan penjualan dengan daging impor masuk Ambon dan dipasarkan di sejumlah toko swayalan maupun super market dengan harga Rp75.000/Kg.
Stok daging yang disediakan cukup banyak terlihat dari pemotongan 12 - 13 ekor sapi setiap hari.
"Sekarang ini setelah daging impor masuk maka, paling banyak hanya delapan hingga sembilan ekor sapi yang dipotong karena pembeli mulai berkurang," ujar Hamid.
Pedagang lainnya, Nasir mengakui, saat ini hanya bisa menjual dua ekor sapi setiap hari, menyusul biasanya tiga ekor.
"Penjualan daging sapi saat ini hingga siang hari. Itu pun tidak semua," ujarnya.
Dia mengharapkan, minat masyarakat membeli daging sapi segar menjelang perayaan Idul Fitri 1438 Hijriah bisa meningkat.
"Kami akan mengikuti perkembangan dengan adanya daging sapi impor karena biasanya menjelang perayaan Idul Fitri sudah ada yang memesan," tandas Nasir.
Kebutuhan daging segar di kota Ambon selama ini dipasok dari pulau Buru maupun Seram.
"Jadi kalau transaksi anjlok,maka para pedagang dipastikan merugi karena membayar pajak maupun ongkos transport relatif tinggi," kata Nasir.
Turunnya animo pembeli daging sapi tidak mempengaruhi ayam beku, ayam kampung dan ayam broiler segar.
Harga daging ayam beku yang dipasok dari Surabaya Rp32.000/Kg, daging ayam kampung yang sudah dibersihkan Rp75.000 hingga Rp90.000/ekor tergantung ukuran ayam, sedangkan telur ayam ras masih tetap bervariasi Rp1.600 hingga Rp1.700/butir. (MP-6)