Perwakilan Doktor Universitas Pattimura, DR. L. Ega mengatakan, peluncuran data base pembangunan merupakan salah satu indikator atau roh yang menjadi panutan bagi pembangunan di daerah.
Ega mengaku, beberapa waktu lalu perkumpulan atau perhimpunan para doktor di Universitas Pattimura telah mengeluarkan hasil kajiannya terkait dengan pembangunan di daerah yang terfokus pada nawacita Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yakni pembangunan yang diawali dari pinggiran desa atau pesisir.
"Kita sudah mengeluarkan hasil kajian kita terhadap pembangunan di daerah yang terfokus atau terpusat pada daerah pinggiran atau membangun dari desa,"ujarnya.
Menurut Ega, Universitas Pattimura dalam kapasitas hanya memberikan dukungan data terkait penyusunan, penganggaran serta evaluasi sebagai mitra kerja pemerintah kota terhadap pembangunan di Kota Ambon.
“Hasil kajian yang dirilis masih didominasi oleh angka kemiskinan,” ungkapnya.
Dijelaskan Ega, Kemiskinan dibagi atas dua yakni kemiskinan atas wilayah dan kemiskinan SDM. Kemiskinan SDM katanya masih berkutat sebagai imbas dari program pembangunan yang belum merata. Selain itu, Program Pembangunan Desa (Probandes) harus diawali dengan program perencanaan yang matang disertai dengan monitoring dan evaluasi.
"Probandes harus diawali berdasarkan data, sehingga yang harus dilakukan oleh pemerintah yakni melakukan pendataan secara berjenjang," tandasnya sembari menambahkan pemerintah daerah harus memiliki dokumen yang akurat, berkualitas untuk pembangunan yang lebih baik.
Sementara itu, Asisten III, Romelis Soplanit pada kesempatan yang sama mengapresiasi peluncuran data base pembangunan sebagai bentuk kajian terhadap indeks pembangunan daerah.
Dirinya berharap, dengan adanya program dara base. Seluruh persoalan yang sulit terindentifikasi dapat lebih terstruktur dalam pendataan, sehingga indeks pembangunan kota Ambon dapat disesuaikan dengan upaya pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah. (MP-8)