Pantauan di lapangan, Rabu (14/12), banyak ibu kecewa akibat tidak mendapat kupon sebagai peserta pembeli telur di pasar murah yang berlangsung dari tanggal 13 hingga 17 Desember 2016 dalam rangka menyongsong hari Natal 25 Desember 2016 dan memasuki tahun baru.
"Saya memang kecewa sebab sudah dua hari ini tidak mendapat kupon dari petugas penjualan telur ayam, padahal saya sudah ada di sini sejak pagi pukul,09.00 WIT dengan harapan dapat membeli telur ayam untuk keperluan dirumah menyongsong hari raya Natal," kata Rita, warga Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe.
Ia mengaku tidak tahu cara pembagian kupon sehingga dirinya dan beberapa teman tidak mendapatkan kupon itu.
"Informasi yang saya dengar dari masyarakat yang sudah dapat membeli telur, bahwa kupon sudah dibagi sejak pagi hari pukul,08.00 WIT oleh petugas dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku," ujarnya.
Kemarin juga kami tidak dapat, jadi terpaksa membeli kebutuhan yang lain seperti gula pasir dan beras," katanya.
Ida, warga Mangga dua, Kecamatan Nusaniwe, yang ditemui saat mengantre untuk beli telur ayam ras, mengaku baru hari ini mendapatkan kupon, walaupun terbatas satu ikat (dua rak = 60 butir) dengan harga Rp60.000.
Saya sudah nekat untuk datang dari pagi hari pukul,7.30, lanjutnya, untuk menanti pembagian kupon, dan memang benar juga kupon dibagi pagi hari dan saya mendapat satu lembar guna membeli telur ayam ras satu ikat (dua rak yang isinya 60 butir).
Poli petugas dari Disperindag Provinsi Maluku yang mengawasi pasar murah saat dikonfirmasi mengakui kalau seluruh barang kebutuhan pokok yang dijual di lokasi pasar murah tidak memakai kupon kecuali telur ayam saja.
"Kami sudah antisipasi sebab sudah pasti masyarakat akan menyerbu pasar murah untuk membeli telur ayam, karena itu untuk membatasi dan situasi pasar murah aman maka untuk penjualan telur diberlakukan kupon dimana satu kupon dapat membeli satu ikat yang isinya dua rak (60 butir) Rp60.000.
Telur yang disediakan sebanyak 375 ikat (750 rak)/hari, lanjutnya, jadi masyarakat hanya dibagikan masing-masing satu kupon saja.
"Jadi kalau stok telur 375 ikat maka kupon yang disediakan sebanyak 375 lembar, tidak bisa lebih sebab stok terbatas," katanya.
Selain telur ayam ras, kebutuhan pokok yang menjadi rebutan warga seperti gula pasir dijual dengan harga Rp12.500 per kg, terigu Kompas Rp7.500 per kg, minyak goreng Bimoli Rp12.000 per kg.
Kemudian, susu Omela di pasar tradisional Rp9.000 per kaleng di pasar murah Rp7.500, susu Cap Nona Rp11.000, di pasar murah Rp8.500 per kaleng, mentega Blue Band sachet di pasar Rp7.000, di pasar murah hanya dijual dengan harga Rp5.000, beras Bulog Maluku yang dijual selama ini dengan harga Rp7.900 per kg, di pasar murah dijual dengan harga Rp39.500 per 5kg.