"Sekarang petani di daerah ini mendapat angin segar terutama mereka yang perajin pembuat kopra sebab harga lagi membaik," kata Inang pengumpul yang menempati lokasi transaksi di pasar Mardika, Senin (12/12).
Ia mengaku sebagai pengumpul atau yang disebut orang ketiga, sebab selama ini dirinya mengembangkan usaha sebagai distributor barang-barang kebutuhan pokok sebagai pemasok ke Pulau Buru.
"Jadi kalau dari Pulau Buru, biasanya membeli hasil perkebunan di daerah itu, di antaranya kopra, cengkih dan pala untuk dibawa pulang ke Ambon," katanya.
"Lumayan, kalau harga kopra naik, maka sekarang ada kesempatan untuk membeli kopra di Pulau Buru setelah mobil truk pengangkut barang sembako kembali dari Pulau Buru bisa membeli kopra," tambahnya.
Sedangkan harga cengkih masih tetap bertahan yakni Rp85.000/kg, biji pala bundar Rp66.000/kg, sedangkan biji pala keriput Rp60.000/kg, dan fuli Rp117.000/kg.
Pantauan di lokasi transaksi terbesar di jalan Setia Budi, kelurahan Batugajah, terlihat para pengumpul menawarkan harga beli cengkih masih bertahan Rp85.000/Kg.
Sedangkan, biji pala bundar Rp66.000/Kg dan yang terlihat keriput harganya sedikit menurun yakni Rp60.000/Kg, kecuali fuli yang sedikit bergerak sejak minggu lalu dari Rp115.000 menjadi Rp117.000/kg dan bertahan sampai sekarang.
Ceng (45) pengumpul yang ditemui mengatakan, sekarang ini yang naik hanya kopra mencapai Rp10.500/kg, kalau komoditi yang lain masih tetap bertahan belum terjadi perubahan harga.
"Belum ada perubahan harga, kami selalu membeli dengan patokan harga tergantung yang diterapkan di pasar utama Surabaya. Jadi kalau terjadi perubahan harga di Surabaya pasti di Ambon juga terpengaruh," ujarnya.
Kami tidak mau rugi, lanjutnya, sebab hasil pembelian di Ambon kembali dijual di Surabaya sebagai pasar utama.