Pemuda AS berusia 19 tahun, Anthony Agli, yang terlihat lunglai setelah tahu jagoannya, Hillary Clinton, terancam kalah. (CNN Indonesia/Denny Armandhanu) |
New York, Jurnalsulteng.com – Pemilu Amerika memberi kejutan besar. Apa yang terjadi hari ini di luar prediksi banyak pihak. Trump meraih kemenangan.
Sejak awal terpilihnya Trump dan Hillary sebagai kandidat Presiden AS dari Partai Republik dan Partai Demokrat, keduanya sudah saling bersaing dengan selisih suara yang tipis. Kisaran selisih suara keduanya hanya sekitar tiga hingga lima persen.
Tiga kali Debat Kandidat Presiden AS yang mereka lalui juga selalu memberi kemenangan pada Hillary. Apalagi kemudian Trump juga diterpa isu pelecehan seksual yang membuat suara perempuan beralih ke Clinton, bahkan sejumlah petinggi dari Partai Republik juga menarik dukungan mereka pada jawara properti itu.
Sejak dua pekan sebelum hari H, bahkan nyaris seluruh lembaga yang melakukan jajak pendapat memberi angka kemenangan untuk Hillary. Diberitakan
Namun publik AS bicara lain. Hari ini, Rabu, 9 November 2016 WIB, Trump justru berhasil menyisihkan hari untuk electoral vote. Diberitakan oleh Washington Post, Trump berhasil meraih sebanyak 276 suara electoral, sedangkan Hillary meraih 218 suara.
Angka ini sangat mengejutkan, mengingat sejak awal posisi Hillary selalu mengungguli Trump, meski dengan selisih angka yang sangat tipis.Bahkan sejumlah jajak pendapat menjelang pemilihan, selalu menempatkan Hillary sebagai pemenang. Namun apa daya, hasil bicara beda.
Ketua Tim Pemenangan Clinton minta pendukung pulang
Sementara itu, sebelum hasil disampaikan, perolehan suara Trump yang terus menjauh dan meninggalkan Hillary membuat tim kampanye Clinton mengambil keputusan cepat. Ketua Tim Pemenangan Kampanye Clinton John Podesta segera naik ke podium tak lama setelah angka untuk Trump menembus angka 260.
Diberitakan oleh Reuters, 9 November 2016, sambil berjalan pelan dan kepala menunduk, Podesta melangkah ke tengah panggung yang digelar oleh pendukung Hillary di Manhattan, New York.
Ia lalu berdiri ditengah panggung. Menatap semua yang hadir, tersenyum sedikit, dan akhirnya berbicara. Kepada seluruh pendukung Hillary, Podesta meminta mereka semua untuk tetap tenang dan segera pulang ke rumah masing-masing.
Tak banyak yang disampaikan oleh Podesta. Namun itu bisa menjadi jawaban, betapa terpukulnya pendukung Hillary menghadapi hasil pemilu.
Source; VIVA.co.id