Kegiatan yang diikuti oleh 87 peserta akan mengikuti 10 kategori mata lomba diantaranya untuk kategori Paduan Suara (PS) diklasifikasikan diantaranya PS Anak, PS Remaja, PS Perempuan, PS Laki-laki, PS Dewasa Campuran. Sementara untuk kategori solo dibagi menjadi kategori Solo Remaja, Solo Anak 6-7 tahun, 8-12 tahun, Solo Putri dan ditutup dengan kategori Vocal Group.
Papilaya dalam sambutannya mengatakan, perkembangan globalisasi dan makin pesatnya kemajuan teknologi dan informasi membutuhkan penyesuaian tata nilai dan perilaku. Ditengah perkembangan seperti itu, pengembangan seni dan budaya seharusnya mampu memberi arahan bagi perwujudan identitas lokal yang sesuai dengan nilai luhur budaya lokal dan nilai keagamaan sebagai sosial capital.
“Disamping itu, menyadari masyarakat yang beragama, maka nilai keagamaan dan pengembangan seni budaya yang perlu dikedepankan sebagai kontribusi bagi pemantapan jati diri kita. Pesparawi memiliki makna yang penting sebagai pemantapan wawasan keagamaan bagi umat kristen protestan khususnya,” ujarnya.
Menurut Papilaya, pesparawi memiliki makna yang luas baik dalam hubungan umat kristen protestan sendiri dalam rangka kehidupan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Dalam konteks internal umat kristen.
“Kegiatan pesparawi yang diikuti oleh klasis dalam wilayah gereja sehingga mampu menjadi sarana bagi upaya perwujudan kerukunan internal diantara umat,” ungkapnya.
Papilaya menambahkan, pembangunan kualitas kehidupan agama tidak dapat dilepas pisahkan dari upaya mewujudkan kesejahteraan melalui kualitas keimanan, peningkatan solidaritas dan toleransi serta kerukunan dalam kehidupan beragama.
"Dimensi kerumunan ini sangat penting dalam rangka membangun masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai realitas multikultur dan memahami makna kemajemukan sehingga terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang harmonis dan saling menghargai," tandasnya. (MP-8)