RS-28 Sarmat, 'Setan' yang Bisa Ratakan Eropa dan AS


Jurnalsulteng.com – Rusia memperkenalkan rudal balistik antarbenua berkekuatan nuklir baru bernama RS-28 Sarmat. Rudal ini dijuluki oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO sebagai 'Satan-2', untuk menggantikan SS-18 atau 'Satan-1'.

Mengutip situs Sputniknews, Kamis (27/10/2016), RS-28 diklaim memiliki kekuatan besar dan dapat menyapuratakan Amerika Serikat, Inggris maupun Prancis, dalam sekali tembak.

RS-28 sendiri dirancang sejak 2011, dan menjadi senjata militer terbaru kebanggaan Moskow. Rudal balistik ini dikembangkan oleh Makeyev Rocket Design Bureau, di kota Miass, sebelah timur pegunungan Ural.

"Sesuai dengan keputusan pemerintah Rusia pada orde pertahanan negara 2010 dan periode perencanaan 2012-2013, Makeyev Rocket Design Bureau telah diperintahkan untuk memulai rancangan dan pengembangan rudal RS-28 Sarmat,” bunyi keterangan resmi Makeyev.

Pada akhir pekan lalu, Makeyev merilis foto rudal nuklir seberat 10 ton yang dikemas dengan 16 hulu ledak nuklir itu diperkirakan meluncur ke publik pada 2018.

RS-28 memiliki kecepatan tujuh kilometer per detik dan didesain untuk mengakali sistem perisai antirudal.

Dengan kekuatan hulu ledak 40 megaton, Satan-2 disinyalir memiliki kekuatan 2.000 kali lipat lebih dahsyat dari bom atom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.

Sedangkan, seperti dikutip situs Telegraph, Rusia pada April lalu telah menguji hulu ledak hipersonik, yang diperkirakan dirancang untuk peluncuran Satan-2.

Hulu ledak ini juga dirancang menjadi mustahil untuk disadap, karena tidak bergerak pada set lintasan.

Selain itu, rudal ini juga akan dimanfaatkan untuk merespon penyebaran rudal pertahanan AS di perbatasan Rusia, serta proyek-proyek seperti Global Strike Prompt.

Rusia juga diyakini memiliki 55 senjata yang siaga. Namun, para ahli mengingatkan cukup hanya dengan lima di antaranya saja sudah bisa membuat Pantai Timur Amerika hancur lebur.

Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan berencana untuk menggantikan SS-18 dengan rudal baru ini di tengah serangkaian perselisihan dengan negara Barat belakangan ini.

Sejumlah pihak, termasuk mantan pejabat Kementerian Pertahanan Rusia, bahkan menyebut AS dan Rusia sudah memasuki era Perang Dingin baru.

Source;  VIVA.co.id

Subscribe to receive free email updates: