Ketua HIPMI Maluku, Boy Sangadji mengatakan, melalui Rakorda tersebut diharapkan semua anggota Hipmi yang ada di tingkat Kabupaten Kota melaporkan persoalan-persoalan yang dihadapinya di daerah masing-masing agar kemudian perusahaan-perusahaan mereka miliki dapat ditampilkan secara nasional.
“Rakorda ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak jumlah perusahaan lokal yang ada di kabupaten/Kota di Maluku, hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperkuat sistem ekonomi di daerah agar dapat menggerakkan laju pertumbuhan ekonomi, karena semakin banyak perusahaan lokal di daerah maka akan semakin baik pula sistem ekonomi di daerah,” ujarnya.
Menurut Sangadji, untuk sementara anggota Pengusaha muda yang terdaftar dalam data base Hipmi Maluku sebanyak 1665 orang anggota yang saat ini terdaftar. Dan sudah tentu semuanya bergerak dalam berbagai bidang usaha. Antara lain, ada yang bergerak di bidang sektoril, ada yang kontraktor, ada yang bergerak di jasa perhotelan dan lain-lainnya.
"Yang menjadi anggota Hipmi itu syaratnya minimal mempunyai perusahaan dan mempunyai usaha. Momentum ini kita jadikan sebagai dasar untuk mendorong pemerintah daerah agar dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak muda lokal untuk berpartisipasi dalam membangun negeri tentu melalui usaha-usaha perbaikan sistem ekonomi yang ada di daerah,” ungkapnya.
Dijelaskan Sangadji, rasio antara jumlah penduduk dengan jumlah pengusaha di Indonesia sangat tidak sebanding, dimana secara rata-rata jumlah pengusaha hanya 1,4 persen dari jumlah penduduk. Hal tersebut jauh tertinggal dengan negara tetangga, seperti halnya Singapura, Malaysia dan Thailand.
“Olehnya itu, kami berharap agar pemerintah berlaku arif dan bijaksana dalam rangka memberikan kesempatan kepada pengusaha muda di Maluku untuk berkarya dalam membangun negeri lewat usaha-usahanya,” tandasnya
Sementara itu, Ketua Departemen Organisasi dan Kaderisasi Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Nur Anwar menyatakan, perusahaan-perusahaan yang ada di daerah perlu ditampilkan secara nasional, karena hampir setiap investasi di daerah sekarang yang dilakukan dari tingkat pusat ke daerah. Dan pihaknya akan tetap mendorong agar ada kebijakan ketika perusahaan-perusahaan yang nasional yang berinvestasi di Daerah, maka perusahaan lokal lah yang akan menjadi pendamping.
“Jadi yang menjadi harapan bagi kita adalah kalau kedepan semakin banyak pengusaha lokal, maka perkembangan ekonomi di daerah akan semakin baik, terutama pada kalangan muda yang mempunyai usaha secara sendiri sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat di Maluku. Dengan begitu maka pertumbuhan ekonomi di Maluku dapat berjalan dengan baik," tandasnya.
Nur Anwaar menambahkan, sebagai provinsi yang memiliki banyak pulau. Tentunya perlu meningkatkan perusahaan yang bergerak di industri pariwisata dan kemaritiman karena sesuai dengan letak geografis Maluku.
"kita berharap, kedepan HIPMI Maluku dapat saling menumbuhkan, menguatkan serta menghidupi. Sehingga seluruh perusahaan lokal di Maluku dapat bekerja sama dengan baik, oleh karena tantangan kedepan sangat membutuhkan sinergitas yang tinggi," pungkasnya. (MP-8)