Tokoh masyarakat asal desa Waipia, Semmy Kosten, di Ambon, Jumat (28/10), mengatakan, Sekretaris Dinsos Maluku, Frangky Taniwel yang menerima lima korban armada naas itu pada 27 Oktober 2016 telah memfasilitasi mereka kembali ke Waipia pada 28 Oktober 2016.
"Jadi kelima penumpang KM.Putri Orjes diberi bantuan anggaran untuk kembali ke desa Waipia, pulau Seram, kabupaten Maluku Tengah serta makanan tanggap darurat," ujar Semmy.
Frangky, lanjutnya, menyurati juga camat Teon Nila Serua di Waipia agar membantu melanjutkan pemulangan ke tempat asal sesuai kewenangan.
Surat dengan tembusan kepada Gubernur Maluku, Said Assagaff dan Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal tertanggal 27 Oktober 2016 itu menindaklanjuti formulir serahterima korban dari Basarnas Ambon pada 26 Oktober 2016, menyusul hanyut selama tujuh hari.
"Kami menghaturkan terima kasih kepada Dinsos Maluku, Kepala kantor Basarnas Ambon maupun komandan tim SAR, Hendrik, masyarakat pulau Nusalaut, warga Nisa dan Raja desa Salamanu, kecamatan Tehoru yang membantu sehingga kelima saudara ditemukan selamat,"kata Semmy.
Dia mengemukakan, berdasarkan cerita Semuel Merlau dan Jopi Tupurtawi, ternyata KM. Putri Orjes sempat ditolong para nelayan Taiwan.
Armada mereka sempat ditarik para nelayan Taiwan yang tidak berbendera saat berada di posisi Werinama, kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Mereka mengenali itu nelayan Taiwan karena salah satu anak buah kapal (ABK) mengaku berasal dari pulau Jawa sehingga bisa berbahasa Indonesia sehingga pemilik KM. Putri Orjes, Asaria Lakotani yang juga jurumudi armada tersebut meminta bantuan mereka.
KM. Putri Ojes sempat ditarik sehingga terlihat lampu di pulau Nusalaut, selanjutnya dipotong tali sehingga armada tersebut mengapung.
Asaria berulang kali memohon agar KM.Putri Ojes ditarik hingga pesisir pulau Nusalaut. Namun, mereka berkeberatan dengan alasan khawatir lautnya dangkal.
Kemungkinan para nelayan Taiwan itu khawatir beroperasinya KRI dari TNI - AL sehingga keberatan untuk membantu hingga perairan pulau Nusalaut sehingga memutuskan tali yang sebelumnya diikat di kapal mereka.
Semuel dan Jopi selanjutnya berkoordinasi dengan sanak keluarga setelah mengayuh sampan sehari - semalam setelah tiba di desa Abobu, pulau Nusalaut pada Sabtu (22/10) pagi, sekitar pukul 07.00 WIT.
"Kami berkoordinasi dengan Basarnas Ambon, selanjutnya melakukan pencaharian dan pada Selasa(25/10), Asaria, Frangky Lakutani dan Rendy Palpialy berhasil diselamatkan nelayan di perairan Tehoru, pulau Seram," tandas Semmy Kosten.
Warga Waipia ini berasal dari Pulau Teon, Nila dan Serua (TNS) yang dievakuasi pemerintah ke Pulau Seram pada 1978 karena mempertimbangkan kondisi gunung berapi Lawwakarwa.
Saat panen cengkih maupun hasil perkebunan lainnya warga Waipia ke Pulau TNS untuk memanen. (MP-3)