Pesona Palu Nomoni Jadi Agenda Nasional

Pembukaan FPPN 2016 juga diisi dengan duet Walikota dan Wakil Walikota Palu dengan menyanyikan dua lagu Kaili yang mendapat aplaush panjang dari penonton. (Foto: Jufri/Jurnalaulteng.com)

Palu, Jurnalsulteng.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya mengatakan, Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) akan menjadi kegiatan nasional yang dilaksanakan setiap tahunnya di ibukota Provinsi Sulawesi Tengah.

"Silahkan ditetapkan tanggal pelaksanaannya berdekatan dengan tanggal 27 September. Karena tanggal 27 September itu adalah hari pariwisata dunia," kata Arief saat membuka Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2016,  di pesisir Teluk Palu, Sabtu (24/9/2016) malam.

Pembukaan tersebut berlangsung meriah yang diawali dengan kolaborasi musik etnik Kaili, Bali dan Tionghoa bersama musisi Filang Ramadan. Pembukaan FPPN juga ditandai dengan penabuhan gimba (gendang) oleh 1.040 orang, peniupan lalove (alat musik dari bambu) oleh 520 orang dan menyalakan obor di 500 titik di sepanjang 7,2 kilometer Teluk Palu.

Pembukaan FPPN di Teluk Palu dihadiri sekitar 15 sampai 20 ribu pengunjung yang memenuhi sepanjang 7,2 kilometer lekukan Teluk Palu.

Selain itu pembukaan FPPN juga ditandai dengan menyalakan kembang api di laut dan pertunjukan musik dan tari kolaborasi Kaili, Bali, Jawa dan Tionghoa.

Meski pembukaan sempat diguyur hujan, Menteri Arief Yahya memuji pelaksanaan FPPN tersebut karena dinilai festival paling lengkap antara lain memenuhi unsur culture dan natural.


Arief mengatakan, Nomoni yang menjadi ikon dari FPPN tersebut sudah menjadi tranding topik baik di masyarakat Kota Palu, Sulawesi Tengah pada umumnya maupun di beberapa kota karena publikasi FPPN dilakukan di sejumlah kota besar di Indonesia.

FPPN sebelumnya bernama Festival Teluk Palu, namun setelah terpilihnya Walikota Palu yang baru Hidayat dan wakil Walikota Sigit Purnomo Said alias Pasha, Festival Teluk Palu digantikan dengan FPPN.

Menurut Arief, Kota Palu termasuk salah satu kota di Indonesia yang kreatif mengelola kegiatan pariwisata salah satunya saat gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016.

Dari 12 provinsi yang melaksanakan gerhana matahari total, Kota Palu terpilih menjadi kota terbaik dalam pengelolaan kegiatan wisata GMT.

Menteri juga mendukung rencana pelaksanaan Tour Palu Nomoni 2017 yang dimulai dari Festival Togian, Festival Danau Poso, Festival Teluk Tomini, Festival Sigi dan berakhir di Festival Pesona Palu Nomoni.

Sementara itu Wali Kota Palu Hidayat mengatakan nama nomoni yang menjadi ikon dari FPPN muncul dengan sendirinya setelah melalui ragam diskusi dengan berbagai pihak termasuk Kementerian Pariwisata.

Hidayat menjelaskan, nomoni adalah kata dari bahasa Kaili yang artinya berbunyi.

Hidayat berharap melalui nomoni Kota Palu bisa dikenal lebih luas dan kegiatannya berdampak pada sektor ekonomi khususnya sektor jasa.

Menurut Hidayat melalui FPPN, Kota Palu bisa menjadi kota tujuan wisata sehingga produk industri kecil menengah yang dihasilkan oleh ibukota provinsi yang berpenduduk hampir 400 jiwa tersebut memiliki akses pasar.(***)

Source; Antara
Red; Sutrisno


Subscribe to receive free email updates: