"Perkembangan transaksi masih biasa-biasa saja, banyak warga yang datang melihat-lihat saja lalu pergi," kata Umar, pedagang emas yang selama ini bermukim di kawasan Gunung Malintang, Desa Batumerah, Jumat (12/10).
Namun, lanjutnya, hari ini ada rejeki. Sejak pagi ia berhasil menjual empat gram emas hias berupa gelang tangan dengan harga Rp530.000/gram.
Dia mengatakan, harga emas pinggiran atau di emperan toko agak di bawah harga di toko emas yang sekarang ini mencapai Rp600.000/gram.
Menurut dia, transaksi emas di pedagang emperan tidak ramai, kecuali menjelang hari-hari besar keagamaan seperti bulan puasa, lebaran maupun Natal dan tahun baru.
"Jadi kalau hadapi momentum khusus sudah pasti ramai, sebab banyak warga dari desa-desa yang jauh datang berbelanja," ujarnya.
Sekarang ini umumnya pedagang emas emperan toko hanya menerima order perbaikan atau solder emas. Satu titik Rp20.000.
Dia mengatakan, kalau ada kerusakan atau patah yang berlebihan maka harus sepakat dulu sebelum dilakukan solder. Kalau rusaknya banyak harus ada penambahan emas. Itu berarti bayarannya bervariasi Rp20.000 hingga Rp25.000 /titik.
"Kalau emas yang mau dibeli dari warga banyak yang putus atau emasnya sudah lama berarti harga belinya turun, patokan harga mulai dari Rp430.000 hingga Rp450.000/gram, kalau setuju kami," ujarnya.
Harga emas yang rendah atau dibawah harga toko itu sebab akan diperbaiki dan dicuci lagi sebelum dijual kembali kepada warga yang ingin membeli dengan harga Rp530.000/gram.
Dia menambahkan, kondisi tersebut sudah berlangsung selama ini, jadi tergantung juga dari kualitas emas.
"Apalagi sekarang ini pihak Pegadaian Ambon sudah lama tidak melakukan pelelangan seperti biasa, tetapi mereka jual sendiri," ujarnya. (MP-3)