"Penurunan ini terjadi karena yang diterima petani (it) mengalami penurunan sebesar 0,36 persen, lebih tinggi dari penurunan yang dibayar petani (ib) yang tercatat sebesar 0,002 persen," kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk, di Ambon, Senin (1/10).
Dia mengatakan, sub sektor yang mengalami penurunan NTP yakni tanaman perkebunan rakyat (1,52 persen) dan peternakan (1,03 persen).
Beberapa komoditas pertanian yang mengalami penurunan harga/penyumbang penurunan (it) yakni sub sektor tanaman pangan, adalah ubi jalar, jagung.
Tanaman hortikultura yakni cabai rawit, cabai merah bawang merah terung panjang, , buncis, kol, kubis, labu siam, kangkung, kacang panjang petai.
Tanaman perkebunan rakyat yakni cengkeh, kakao, kelapa, pala biji dan kopi.
Sedangkan, peternakan yakni sapi potong telur ayam buras, kambing, babi, ayam buras, sedangkan perikanan yakni ikan selar, ikan julung-julung, ikan teri dan ikan tenggiri.
Dumangar mengatakan, Provinsi Maluku mengalami deflasi perdesaan pada September 2018 dengan nilai sebesar 0,07 persen, rangking ketiga dari 33 provinsi se-Indonesia.
"Penyebab utamanya adalah turunnya IKRT kelompok bahan makanan 0,68 persen," ujarnya.
10 komoditas yang mengalami penurunan harga memberikan andil terbesar terhadap deflasi perdesaan Maluku pada September 2018 yakni bawang merah, ikan cakalang, bawang putih, ikan teri, ikan katamba, ikan ekor kuning, cabai rawit, ikan layang, ikan selar dan tembakau shaq (linting).
NTP Maluku September 2018: 122,65 turun 0,68 persen, NTP Tanaman hortikultura masih di posisi tertinggi sebesar 136,94.
Dumangar mengatakan, NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk harga produksi.
"Semakin tinggi NTP, maka relatif semakin kuat pada tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani," kata Dumangar. (MP-6)