Balai Arkeologi Maluku menggelar arkeologi masuk sekolah di pulau terdepan sebagai upaya memajukan kebudayaan di kawasan perbatasan, kata koordinator kegiatan arkeologi masuk sekolah, Marlon Ririmasse, di Ambon, Kamis (4/10).
Ia mengatakan, kegiatan arkeologi masuk sekolah merupakan langkah nyata dalam mendorong pengembangan pendidikan budaya di pulau-pulau terdepan di Provinsi Maluku.
"Melalui kegiatan ini diharapkan tema kebudayaan dapat sejajar dengan prioritas lain yang selama ini menjadi perhatian dalam pembangunan kawasan perbatasan," katanya.
Berbagai kegiatan lanjutnya, dilaksanakan untuk tingkat sekolah dasar yang ada di wilayah kecamatan Yaru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan meliputi budaya bersih dan sehat, kelas pusaka, permainan arkeologi, dan kudapan susu dan makanan bergizi.
Narasumber dan fasilitator yang terlibat dalam kegiatan ini yakni peneliti dan anggota tim penelitian, para guru sekolah dasar di Kecamatan Yaru, Kabupaten MTB.
Pada penelitian arkeologi dan kegiatan Arkeologi Masuk Sekolah pihaknya juga berkolaborasi dengan tenaga geolog dari Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Provinsi Maluku, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan MTB, serta Komunitas Baronda Ambon.
Kepala Balai Arkeologi Maluku, Deni Sutrisna menyatakan, pendidikan dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang menyatu dalam pengembangan sumberdaya manusia di kawasan perbatasan di Maluku.
"Melalui kegiatan arkeologi masuk sekolah di Pulau Terdepan, Balai Arkeologi Maluku dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya memajukan sumber daya manusia dan generasi muda di kawasan perbatasan di Maluku," katanya. (MP-2)