Berdasarkan pantauan Malukupost.com, kegiatan aksi bersih-bersih sampah di pantai pasir panjang (Ngurbloat) tersebut dipimpin langsung oleh Kepala SMA SAKA Langgur, Pastor Lopez Sirken Projo, yang didampingi seluruh dewan guru dan karyawan sekolah tersebut.
“Kami memilih pasir panjang ini untuk menunjukkan bahwa generasi muda SMA SAKA itu siap membantu mempromosikan Nuhu Evav kepada siapa saja, dan salah satu hal yang sementara dihidupkan di SMA SAKA adalah senyum, salam, sapa, serta satu kata bahasa Inggris setiap pagi. Ini untuk menunjang perkembangan intelektual dan karakter siswa itu sendiri,” ujar Kepala Sekolah, Pastor Lopez di Langgur, Rabu (5/9).
Menurut Lopez, kebersihan adalah bagian dari iman, dan salah satu pembentukan kareakter siswa adalah imannya, sedangkan konkrit dari imannya adalah mencintai lingkungan dimana dia berpijak, sekaligus sebagai tindakan nyata mau menjaga bumi dimana dia hidup
“Pada peringatan ulang tahun ke-62 ini, kami memilih tema yakni SAKA untuk Nuhu Evav, dgn dua agenda yang dilaksanakan hari ini diantaranya pembersihan pantai Ngurbloat dan perlombaan goyang meti kei,” ungkapnya.
Dijelaskan Lopez, saat ini SMA SAKA Langgur mengalami perubahan yang sangat besar dalam berbagai hal, khususnya para guru yang mengabdi memiliki jenjang pendidikan Strata Dua (S2), Strata Satu (1) yang sangat membantu dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolah.
“Kurang lebih 1 tahun 6 bulan saya dipercayakan Uskup dan pihak Yayasan Katolik Keuskupan Amboina untuk menjadi kepala Sekolah disini, saya melihat SMA SAKA sudah mengalami perubahan yang sangat besar dalam berbagai hal,” katanya.
“Minat masyarakat terhadap SMA SAKA sampai sejauh ini, masih mempercayakan anak-anak untuk didik dan dibina disini, sedangkan dari infrastruktur pembangunan dan lain-lain itu SMA SAKA mengalami perkembangan,” katanya lagi.
Lopez menambahkan, untuk perkembangan pendidkan dan prestasi dari para siswa-siswi SMA SAKA Langgur ini beragam, pihaknya juga memiliki sejumlah siswa yang berprestasi dan mengharumkan nama kabupaten Malra dan provinsi Maluku.
“Kemarin itu lomba Debat Bahasa Indonesia Tingkat Kabupaten dan Provinsi, dimana siswa kami mewakili provinsi Maluku, dan dalam kegiatan tersebut kami menduduki peringkat ke-4 dari 34 provinsi, dan di bidang olahraga perwakilan sekolah ini akan berangkat ke Jogjakarta mewakili provinsi Maluku pada tanggal 14 September 2018. Hal ini menunjukan bahwa SMA SAKA punya daya saing di tingkat nasional;” bebernya.
Diungkapkan Lopez, dirinya sangat prihatin sekaligus kecewa, karena selama menjadi kepala sekolah, belum pernah mengalami sentuhan (perhatian) secara langsung dari pihak eksekutif maupun legislatif. Misalnya datang membantu sekolah, atau membantu dengan mendorong bantuan-bantuan pendidikan (pembangunan sekolah) atau lain sebagainya.
“Mungkin tahun-tahun sebelum saya disini itu ada, tapi sejauh ini selama saya jadi jadi kepsek disini hal itu belum ada, beberapa hari lalu siswa SMA SAKA mengikuti lomba dan telah mengharumkan nama kabupaten dan provinsi, namun tidak ada santunan kepada mereka, sehingga langkah yang dibuat oleh pihak sekolah adalah memberikan beasiswa kepada mereka sebagai bentuk apresiasi,” keluhnya.
Lopez berharap pihak DPRD dan Pemerintah kabupaten Maluku Tenggara melihat perkembangan dan kebutuhan pendidikan di bumi Larvul Ngabal, dan untuk dinas teknis kiranya tidak hanya menerima laporan tetapi dapat langsung turun lapangan.
“Kepada para anggota DPRD Malra yang ada ini dan yang sudah mencalonkan diri, kedepannya nanti jika berhasil menduduki parlemen, agar dapat melihat kita punya generasi-generasi yang ada di semua sekolah. Kita semua bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak-anak bangsa kehidupan bangsa, khususnya di Malra,” tegasnya
Sementara itu, Vany Ngutra (15) siswi kelas XI, yang juga ketua OSIS, berharap kepada semua teman-teman, bahwa lewat momen ulang tahun sekolah ini kita semua mampu untuk menunjukkan kepada semua pihak bahwa SMA SAKA mampu menciptakan generasi-generasi yang siap untuk membangun Kei dan Indonesia kedepan,
Gerits Kilmaskossu (15) siswa kelas X selaku wakil ketua OSIS katakan, dirinya selalu ingat pernyataan kepala sekolah (pastor) bahwa SMA SAKA Langgur tidak mencari siswa yang berprestasi tetapi mencari siswa yang luar biasa dan berkualitas dan takut kepada Tuhan.
“Kutipan itu menurut saya artinya bahwa tidak perlu untuk yang pintar-pintar sekali, tetapi cukup untuk yang takut akan Tuhan, karena takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan,” imbuhnya
Sedangkan sekretaris OSIS, Agung Kornelis Safsafuvbun (15) siswa kelas XI katakan, perkembangan SMA SAKA Langgur selama ini yang paling dominan adalah masalah kedisiplinan yang sangat baik.
“Menurut saya dengan mengedepankan kedisiplinan dalam segala hal di lingkungan sekolah, maka tentunya dengan mudah dapat mengembangkan intelektual siswa-siswi itu sendiri,” pungkasnya. (MP-15)