"Dari 82 kota IHK di Indonesia pada Agustus 2018 Kota Tual menduduki peringkat pertama. Inflasi bulanan Kota Tual menduduki peringkat ke 80, inflasi tahun kalender Kota Tual menduduki peringkat 82, serta inflasi dari tahun ke tahun menduduki peringkat 81," kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Selasa (4/9).
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-Bau sebesar 2,49 persen dengan IHK sebesar 134,76 dan terendah terjadi di Kota Jember sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 129,38.
"Kalau inflasi tertinggi terjadi di Kota Tarakan sebesar 0,62 persen dengan IHK sebesar 144,99, dan inflasi terendah rterjadi di Kota Medan dan Kota Padangsidimpuan sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing 137,15 dan 131,65," ujarnya.
Pada Agustus 2018, lanjutnya, Kota Tual terjadi deflasi sebesar 1,31 persen dipicu oleh penurunan indeks harga konsumen dari 154,11 pada Juli 2018 menjadi 152,09 pada Agustus 2018. Inflasi tahun kalender Kota Tual pada Agustus 2018 sebesar -0,80 persen dan inflasi tahun ke tahun (Agustus 2018 terhadap Agustus 2017) sebesar 0,58 persen.
Deflasi Kota Tual terjadi karena adanya penurunan IHK pada tiga kelompok pengeluaran yakni pada kelompok bahan makanan sebesar 3,30 persen, kelompok sandang 0,04 persen dan pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,74 persen.
Inflasi terjadi pada empat kelompok pengeluaran yakni di kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas,dan bahan bakar sebesar 0,06 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,52 persen, dan pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,32 persen.
Dumangar menambahkan, di bulan Agustus komoditi-komoditi dalam paket komoditas IHK Kota Tual yang mengalami kenaikan harga memberikan sumbangan atau andil terhadap inflasi Kota Tual sebesar 0,9341 persen dan komoditi-komoditi yang mengalami penurunan harga memberikan andil bagi inflasi Kota Tual sebesar -2,2476 persen," katanya.
Sedangkan komoditi yang dominan menyumbang deflasi Kota Tual adalah bayam, ikan teri, ikan baronang, kangkung dan ikan kembung, dan komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah daun singkong, embal gepe, ketela pohon, ikan layang, dan talas/keladi. (MP-2)