"Menata dan membenahi kota merupakan tugas seluruh warga kota, jangan tunggu sampai jadi Wali Kota, anggota DPRD atau petinggi daerah, tetapi semua orang bisa menata Ambon," kata Upulatu (pemimpin kota) saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-443 kota Ambon tahun 2018, Jumat (7/9).
Upulatu kota Ambon dalam kapata diperingatan HUT kota Ambon mengajak warga kota untuk Terus Benahi Ambon (Tabea).
Kapata disampaikan Upulatu menggunakan dialek Ambon yakni "Yang topo dada bilang beta Ambon, kalau masih buang sampah sabarang jangan bilang beta Ambon" atau yang artinya jangan mengaku warga Ambon kalau masih buang sampah sembarang tempat.
"Kalau hidup masih lain curiga lain, masih sakit hati dengan orang lain jangan bilang beta Ambon," katanya.
Upulatu juga berpesan untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) Ambon, jika masih masuk kantor terlambat dan pulang lebih awal jangan mengaku Ambon.
"ASN jangan bersungut atau mengeluh tetapi belum berbuat sesuatu untuk Ambon, jangan mengaku warga Ambon," katanya.
Pesan juga dismpaikan kepada para siswa, anak sekolah jangan bilang beta Ambon, jika masih malas belajar dan bolos sekolah.
"Kita berharap semua orang Ambon bisa dengan bangga topu dada atau membusungkan dada dan bilang beta Ambon untuk biking Ambon lebih bagus," tandasnya.
Richard mengakui, Pemkot berupaya membuat Ambon lebih harmonis, sejahtera dan religus sesuai dengan visi dan misi kota Ambon.
Hidup yang harmonis lanjutnya, merupakan nilai yang diberikan nenek moyang sejak dulu kala melalui budaya pela gandong, sehingga nilai itu menjadi harga diri orang Ambon.
"Jika beta (saya) dengan pak syarif berusaha keras membangun kehidupan yang harmonis, itu artinya katong dua (kita) sementara berusaha untuk kembalikan identitas dan harga diri orang Ambon. Harmonis merupakan cara hidup orang Ambon sejak dulu, karena itu jika ada yang bertanya siapa katong dengan bangga harus bilang beta Ambon," kata Richard. (MP-5)