Sekitar 100 undangan, kebanyakan para muda pecinta alam bertepuk tangan menyambut sosok yang baru saja ditampilkan dalam video pendek di layar sebagai penerima Anugerah Hijau Kanal Rupidara II untuk kategori "live achievement", sebuah penghargaan seumur hidup untuk pengabdiannya yang luar biasa. Mark lantas melanjutkan narasi di tangannya.
"Seorang aktivis yang sejak muda sudah mendatangi kampung-kampung di hampir semua pulau di Maluku. Di mana ada orang-orang yang berjuang untuk hak-hak masyarakat adat, hak-hak ekonomi dan sosial-budaya, dia selalu ada. Di mana ada masalah agraria, dia pun ada. Di mana masyarakat dan lingkungan hidup terancam, dia selalu ada. Justru setelah dia tidak ada, barulah kita menyadari, dia adalah seorang Pattimura Muda yang dijanjikan di atas tiang gantungan. Pattimura itu bernama Yanes Balubun," urai Mark.
Istri almarhum Yanes Balubun yakni Ny Utty Lawalata naik ke atas panggung. Ia menerima penghargaan itu dengan mata berkaca-kaca. Didampingi sang putri Vanda Balubun dan putra bungsu Alfa Balubun dengan penuh haru, Utty mengucapkan terima kasih kepada Perhimpunan Kanal Maluku yang telah mengapresiasi sang suami tercinta.
"Terima kasih karena masih ingat pada Yanes Balubun. Semoga apa yang dia lakukan semasa hidup, dapat dilanjutkan oleh kawan-kawan," kata Utty.
Ketua Umum Perhimpunan Kanal Maluku M. Azis Tunny menyebutkan, Yanes layak mendapat penghargaan tertinggi sebab dia terlalu berani membela masyarakat. Saking berani, keselamatannya sendiri tidak dihiraukan sampai akhirnya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa secara tidak wajar.
Yanes Balubun dikenal sebagai aktivis organisasi dan kepemudaan, advokat, dan politisi. Dia juga sebagai aktivis LSM, dan terakhir sebagai Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Maluku. Dalam Gerakan Save Aru, Yanes juga turun ke Aru dan melakukan advokasi di sana. Ia membentuk pengurus AMAN di Aru, dan terus aktif berada di tengah kancah perjuangan Save Aru.
"Trima kasih 'tuk ciptaanmu, sosok penyayang, peduli terhadap sesama dan lingkungan. Sosok yang kami cintai, dia Yanes Balubun (alm). Untuk semua yg pernah kau buat, kami atau kau sendiripun tak pernah mengharapkan imbalan apapun. Kami hanya bisa berterima kasih buat Perhimpunan Kanal Ambon untuk penghargaan yang diberikan buat almarhum. Semoga semangat perjuangan yang almarhum lakukan semasa hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Salam Lestari," demikian sang itu mencurahkan perasaan di akun facebook, sambil menyertakan foto dari malam Anugerah Hijau Kanal Rupidara II tersebut.
Selain Yanes Balubun, Perhimpunan Kanal Maluku juga memberikan anugerah Hijau Kanal Rupidara kepada Green Moluccas yang dipimpin Irene Sohilait, harian Kabar Timur, dan Gerakan Save Aru.
Anugerah Hijau Kanal Rupidara pertama kali diberikan tahun 2014 kepada Kepala Kewang Negeri Haruku Eliza Kisya, Dominggus Sinanu, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Maluku, dan LKBN Antara Biro Maluku.
Nama Rupidara diambil dari nama Rudolf Rupidara asal Pulau Kisar, yang menerima penghargaan Kalpataru dari Presiden Soeharto sebagai perintis lingkungan atas jasanya menanam pohon akasia di lahan gersang.