"Kondisi cuaca ini bepeluang terjadi di Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat (SBB), Seram Bagian Timur (SBT), Buru dan Buru Selatan," kata Prakirawan Stasuin Meteorologi Pattimura Ambon, Marlia, Minggu (26/8).
Dia mengemukakan, peringatan ini berdasarakan analisis pola angin pada dua hari ke depan dengan wilayah Utara Papua berpotensi adanya pola tekanan rendah yang dapat menyebabkan pumpunan angin serta pembelokan massa udara pada wilayah Maluku dan Maluku Utara.
Anomali suku muka laut wilayah perairan Maluku menunjukkan keadaan yang normal, kecuali pada wilayah laut Seram yang cukup hangat selama seminggu terakhir, yang mengindikasikan tambahan suplai uap air cukup signifikan di sekitar Pulau Seram.
Kelembaban udara lapisan atas relatif basah (70 - 100 persen) masa udara lapisan rendah terkonsentrasi hampir di sebagian besar wilayah Indonesia, khususnya Maluku.
Hal ini dapat menyebabkan proses konveksi secara lokal juga turut mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Maluku, terutama di pulau Ambon, pulau Buru dan sekitarnya.
Sedangkan, gelombang mencapai 1,25 meter berpeluang terjadi di perairan di laut Maluku bagian Utara, perairan Selatan Pulau Buru hingga Pulau Seram, laut Banda, perairan Selatan Kepulauai Kei hingga Kepulauan Aru, Perairan Selatan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Babar, Perairan Selatan Kepulauan Tanimbar dan laut Arafuru.
"Kondisi cuaca sebagian besar berawan hingga hujan lokal," ujar Yohana.
Karena itu, para nelayan yang hendak menangkap ikan jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.
"Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut dengan sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang," kata Marlia.
Dia menambahkan, imbauan kondisi cuaca telah disampaikan melalui masing-masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di sembilan kabupaten dan dua kota, termasuk para Bupati maupun Wali Kota. (MP-2)