"Bulog sudah membangun sebuah gudang beras berkapasitas 2.000 ton di Saumlaki, dan itu artinya harga beras di sana dengan Ambon, Ibu Kota Provinsi Maluku tidak lagi berbeda, begitu pula minyak goreng, bawang putih, dan beras komersil," kata Arif Hentihu di Ambon, Rabu (13/12).
Untuk beras komersil akan ada perhitungan ongkos angkut karena memang tidak dianggarkan Bulog Pusat. Jadi, Bulog Maluku yang akan memperhitungkannya dengan ongkos angkut sehingga bisa terjadi kesamaan harga pasaran.
"Tetapi kami sudah menyurat ke pusat dengan menggambarkan situasi Maluku yang 90 persen transportasi melalui laut dan bisa mengakibatkan harga dalam soal angkutan dan buruh sangat tinggi," ujarnya.
Bulog juga sudah meminta agar di setiap kabupaten ada gudang bulog, seperti di Maluku Tengah yang siap dibangun di Kobisadar, Pulau Buru sudah ada sejak lama, Kabupaten Buru Selatan bila ada hibah tanah langsung akan dibangun.
Tujuan membangun gudang bulog di semua kabupaten dan kota di Maluku karena nantinya ada sejumlah komoditi yang ditangani Bulog, terutama kebutuhan rumah tangga seperti gula pasir, minyak goreng, beras serta terigu. (MP-5)