Ceo Bonepos Network, Andi Dedhy Sendhy (baju putih) |
Untuk membentengi generasi muda khususnya pelajar agar tidak terlindas oleh arus globalisasi maka diperlukan pembangunan karakter yang kuat. Salah satunya dengan membekali diri dengan pendidikan moral, etika, dan akhlak.
"Teknologi Informasi memiliki sisi positif dan negatif. Untuk itu dibutuhkan pendidikan moral, etika dan akhlak," ungkap Andi Dedhy Sendhy saat membawakan materi dalam seminar Generasi Milenia Cerdas di Era Perkembangan Tekhnologi di Ball Room Hotel Grand Arta, Kabupaten Bone, Selasa, 21 November 2017.
Ceo Bonepos Network ini menyebutkan, perkembangan teknologi pada saat ini sangat pesat sekali terutama teknlogi di bidang informasi komunikasi, baik dari sisi kecepatan maupun kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi yang dibutuhkan juga semakin berkembang.
"Saat ini masyarakat sangat mudah untuk mengakses informasi, karena semua ada dalam genggaman, (Smart Phone), namun perlu diketahui, informasi dalam genggaman ini ada yang sifatnya merusak dan ada sifatnya mendidik, sehingga kita harus membentengi diri," sebutnya.
Dedhy menyebutkan, teknologi bisa menjadi sahabat sekaligus musuh kita. Untuk itu kita tidak boleh terlalu bergantung pada teknologi. Kecanduan pada teknologi akan membuat seseorang menjadi tidak peduli pada orang lain dan lingkungan sekitarnya.
"Oleh karena itu, kita harus menjadi bos dari teknologi. Jangan biarkan teknologi mengendalikan Kita. Tapi kitalah yang harus memegang kendali teknologi itu sendiri, apalagi saat ini hampir semua Smart Phone dilengkapi fitur canggih," ungkapnya.
Dedhy menjelaskan, di era perkembangan informasi dan komunikasi saat ini terdapat dua generasi dalam sistem informasi yakni generasi milenial dan generasi z, dimana dua generasi ini sangat berbeda pandangan dalam menyikapi perkembangan teknologi.
Generasi Milenial, atau Generasi Y, adalah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997. Sedangkan generasi Z adalah, adalah kelompok manusia yang lahir di generasi internet, dimana generasi ini sudah menikmati keajaiban teknologi.
Sejauh ini, kata Dedhy, generasi Z dikenal sebagai karakter yang lebih tidak fokus dari milenial, tapi lebih serba-bisa, lebih global, berpikiran lebih terbuka, lebih cepat terjun ke dunia kerja dan tentu saja lebih ramah teknologi.
"Nah disinilah peran kita dalam mengontrol diri agar tidak kebablasan dalam mengakses informasi atau pun menyebarkan informasi, kususnya di media sosial, seperti facebook, instagram dan lain-lainnya. Karena sekarang ada UU ITE, jangan sampai karena keasikan posting atau update status tidak terasa ada yang tersinggung dengan postingan kita," jelas Dedhy.
Dedhy berharap kehadiran UU ITE nomor 19 tahun 2016 masyarakat lebih bijak lagi dalam memanfaatkan informasi dan transaksi elektronik di era digitalisasi saat ini, sehingga sistem informasi dan komunikasi yang sehat bagi masyarakat dapat terbangun.
Sementara itu terkait redesign Universal Service Obligation (USO), Dedhy mengaku sangat mendukung hal tersebut, karena redesign sendiri adalah merupakan upaya dari Kemenkominfo dalam memperbaiki program USO kedepannya.
"Tentunya kami sangat mendukung, karena hal ini bertujuan untuk sebagai pemerataan akses teknologi informasi dan komunikasi hingga ke pelosok, dan meminimalisir kesenjangan informasi di segala bidang," ungkap Dedhy kepada Bonepos.com usai acara seminar.
Namun, lanjut Dia, pemerintah juga harus membekali masyarakat dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. Karena keterbatasan SDM yang ahli dibidang teknologi komunikasi dan informasi, tidak sedikit menjadi penyebab kurang optimalnya pemanfaatan akses informasi khususnya di tingkat desa.
Penulis : Sudirman
Editor :Jumardi Ramling