Menanggapi hal tersebut, Gubernur Maluku Said Assagaff, mengaku gembira dan ingin secepatnya diterapkan di Maluku.
"Untuk itu, akan semakin baik jika digunakan lebih cepat dari target,"ujarnya di Ambon, Jumat (6/10).
Menurut Assagaff, pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal tersebut merupakan salah satu solusi bagi permasalahan sampah plastik saat ini. Untuk ibu kota provinsi saja, dalam sehari tiap orang bisa menghasilkan sampah plastik
"Itu kan akan ada hasil penelitian yang turun ke kita di daerah. Misalnya untuk satu kilo meter jalan dibutuhkan lapisan limbah plastik berapa banyak? Begitu juga untuk jalan dengan beban lalulintas berat dibutuhkan berapa ton atau berapa lapisan plastik yang harus digunakan, seandainya benar-benar diterapkan, maka efisiensi yang akan kita dapatkan," tandasnya.
Assagaff menambahkan, dari berita yang didapatkannya bahwa dengan campuran plastik, aspal yang dihasilkan pun lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran.
"Itukan ada standarisasi teknologi tersebut, agar bisa diterapkan untuk kebutuhan jalan besar atau jalan kecil, di seluruh wilayah Maluku. Kalau tidak salah ketahanan aspal akan lebih lama, meningkat 40 persen," pungkasnya. (MP-7)